Mohon tunggu...
Abdi Dharma
Abdi Dharma Mohon Tunggu... -

Menulis di Kompasiana untuk menyalurkan hobi & berbagi info..(http://infoterpenting.blogspot.com/). Hobi lainnya adalah berenang, yoga, membaca, bersepeda, bermain (& mengajar) gitar, keyboard, biola. meditasi, dan aktifitas kreatif lainnya. Aktifitas internet saya bisa dilihat di sini http://www.youtube.com/watch?v=tBAVn3pkRkE\r\nhttp://www.youtube.com/user/meditasiplus#p/u\r\nhttp://www.youtube.com/user/thursanhakim\r\nhttp://www.youtube.com/user/lesmusiktercepat\r\n

Selanjutnya

Tutup

Politik

Oknum BPK Tantang Ahok Duel di YouTube, Bukti BPK Makin Ngaco

16 April 2016   08:16 Diperbarui: 16 April 2016   08:27 1353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tugas dan wewenang BPK rupa-rupanya belum dipahami oleh pegawai BPK itu sendiri.  Setelah dikritik habis-habisan oleh Ahok bahwa audit BPK dalam pembelian lahan RS Sumber Waras itu ngaco, sekarang giliran pegawai BPK bagian SDM, Imam Supriadi bertindak lebih ngaco lagi.

Imam Supriadi dikabarkan membuat video di jejaring social Youtube. Di dalam video tsb Imam Supriadi yang mengaku sebagai auditor BPK, menantang Ahok sambil mengucapkan kata-kata yang sangat tidak pantas. 

Ucapan yang tidak pantas tsb antara lain berisi ucapan berbau sara di mana Imam menyebut dirinya sebagai pribumi Islam Betawi dan menyebut Ahok Cina. Imam juga menantang Ahok untuk duel sampai mampus di bunderan HI. Jika belum dihapus, video tsb bisa anda saksikan di sini.

Ucapan yang tidak pantas tsb selain  mengandung kalimat-kalimat yang berbau sara dan menantang Ahok duel sampai mampus di bunderan HI, juga memaki Ahok dengan kata “b*****t.”  

Imam juga menantang Ahok dalam Pilgub DKI 2017, karena dia juga mengatakan akan nyalon dengan berpasangan bersama Dedi Miswar. Kelakuan Imam membuktikan oknum BPK memang suka ngaco.

Kelakuan ngaco Imam Supriadi ini merepotkan kepala biro humas, kerja sama internasional BPK, Yudi Ramdan Budiman untuk memberikan penjelasan tentang video ngaco tsb.

Dari penjelasan Yudi sehubungan video ngaco yang dibuat oleh Imam Supriadi tsb, didapat keterangan sebagai berikut:

1.Imam Supriadi ini bukan auditor BPK, dia staf di biro SDM BPK. Sekitar 2 tahun lagi oknum BPK ini akan pensiun .

2.Pihak BPK sendiri kaget dengan munculnya video itu. Apa yang disampaikan Imam tidak mewakili BPK (Mungkin maksudnya bukan BPK yang ngaco tapi oknum BPK yang bernama Imam Supriadi itulah yang lagi ngaco)

3.Dalam video berdurasi 5 menit 51 detik itu, Imam memakai topi pet BPK yang disebutnya sebagai peci (ngaco lagi dia). Dia menyebutkan kata tak pantas dan menantang Ahok seperti uraian di atas.  Menurut Yudi apa yang dilakukan Imam itu tidak diperbolehkan.

4.BPK telah melayangkan surat untuk memanggil yang bersangkutan untuk diperiksa sesuai ketentuan karena kontentnya memang kurang tepat. (Tampaknya Imam memang perlu diperiksa di BPK / Badan Pemeriksa Kejiwaan)

5.Sekjen BPK telah melayangkan surat kepada Kemenkominfo untuk melayangkan pemblokiran konten ini dengan alasan mengganggu, dan tidak sesuai dengan UU ITE karena tidak proporsional (tentunya BPK juga sangat khawatir kalau video ngaco tsb akan makin tersebar luas di jejaring social dan akibatnya BPK akan dibilang makin ngaco aja).

Video ngaco yang dibuat Imam Supriadi, staf biro SDM di BPK tsb boleh saja dikatakan tidak mewakili BPK. Akan tetapi jika dilihat dari kelakuan Imam dalam video tsb dan juga jika dilihat dari pimpinan BPK yang namanya tertulis dalam dokumen Panama serta adanya komisioner BPK yang tidak melaporkan harta kekayaannya, tampaknya semua itu sudah mencerminkan sebagian besar kualitas SDM di BPK.  Pantas saja Ahok mengatakan BPK itu ngaco.

Sumber: detik.com (15-4-2016)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun