Mengapa mereka berusaha menyerang Ahok dengan berbagai cara atau lebih tepatnya segala cara ? Karena sejak awal mereka sudah takut kedok mereka akan terbuka seperti Sanusi.
@Ciri-ciri Pembenci Ahok Lainnya Mirip Sanusi@
Bagaimanakah reaksi dari lawan politik lainnya yang sekaligus juga pembenci Ahok? Mari kita lihat reaksi dari 2 sekawan yang menjadi lawan politik Ahok yang tampaknya juga membenci Ahok karena terlalu sering menuduh Ahok terlibat korupsi. Mereka adalah M.Taufik, wakil ketua DPRD DKI yang juga kakak dari Sanusi dan Lulung Lunggana, Ketua DPW PPP DKI.
Setelah Sanusi ditangkap KPK, kedua tokoh tsb tidak terdengar lagi suara lantangnya dalam menuduh Ahok terlibat korupsi. Kemungkinan besar mereka takut akan mengalami nasib seperti Sanusi. Apalagi M.Taufik yang ruang kerjanya ikut digeledah dan disegel oleh KPK yang kabarnya sedang mendalami kemungkinan keterlibatannya dalam kasus adiknya tsb.
Sekarang yang tampaknya masih gencar mencari-cari celah untuk menyudutkan Ahok dengan berbagai tuduhan adalah para pembenci Ahok lainnya yang punya target asal jangan Ahok yang menjadi gubernur DKI.
Mereka itu adalah para pendukung lawan Ahok, siapa saja gak masalah, yang penting asal bukan Ahok. Mereka berbicara atau menulis di berbagai media. Sebagian besar dari mereka adalah orang-orang yang aktif sebagai penulis amatir specialis bidang sisi negatif Ahok. Ada yang aktif sebagai penulis di blog tertentu, ada juga yang karena gak bisa menulis, mereka aktif sebagai penulis komentar di blog tertentu.
Jika anda membaca tulisan mereka, maka tulisan tsb mirip karakter Sanusi dkk yang di antaranya adalah selalu mencari celah untuk mengeritik Ahok terutama tuduhan Ahok terlibat korupsi. Dan jika KPK tidak menyatakan Ahok terlibat korupsi maka merekapun akan mengeritik dan bahkan menyalahkan KPK. Sepertinya mereka itu lebih pintar daripada KPK.
Oleh karena itu jika anda masih mau meluangkan waktu untuk membaca tulisan mereka dan memberi komentar, cukuplah anda memberi komentar dengan menulis: “Anda kok mirip Sanusi ya ?”
Sumber:
beritasatu.com:1-4-2016
kompas.com:1-4-2016