Mohon tunggu...
Abdi Dharma
Abdi Dharma Mohon Tunggu... -

Menulis di Kompasiana untuk menyalurkan hobi & berbagi info..(http://infoterpenting.blogspot.com/). Hobi lainnya adalah berenang, yoga, membaca, bersepeda, bermain (& mengajar) gitar, keyboard, biola. meditasi, dan aktifitas kreatif lainnya. Aktifitas internet saya bisa dilihat di sini http://www.youtube.com/watch?v=tBAVn3pkRkE\r\nhttp://www.youtube.com/user/meditasiplus#p/u\r\nhttp://www.youtube.com/user/thursanhakim\r\nhttp://www.youtube.com/user/lesmusiktercepat\r\n

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Yakin Kalahkan Ahok, Yusril Tak Tahu Kelemahannya Sendiri

11 Maret 2016   07:44 Diperbarui: 11 Maret 2016   10:06 3647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah Ridwal Kamil (wali kota Bandung) dan Tri Rismaharini (wali kota Surabaya) dikabarkan tidak akan ikut dalam Pilgub DKI 2017, maka nama bakal cagub DKI yang dianggap paling berpengalaman di pemerintahan dan paling popular adalah Yusril Ihza Mahendra.

                    [caption caption="Sumber foto: Sharia.co.id"]                                                                                                                [/caption]

Semua orang tahu kehebatan Yusril sebagai ahli hukum tata negara dan pengacara yang sering sukses memenangkan perkara sekalipun lawannya adalah pejabat tinggi Negara. Yusril juga mampu mendirikan partai PBB meskipun sampa saat ini partainya masih tergolong partai gurem.

Di dalam karir politiknya, Yusril sudah exist sejak zaman orde baru dan di zaman reformasi dia mampu menduduki kursi menteri lebih dari satu kali. Sekarang ibaratnya petinju kelas berat Yusril turun kelas menjadi petinju kelas berat ringan di mana sebagai seorang mantan menteri dia mengincar jabatan kursi gubernur. Yusril merasa yakin dia akan bisa mengalahkan Ahok di Pilgub DKI 2017 jika berhadapan secara head to head melawan Ahok.

@Percaya Diri dan Mau Ikut Pilpres 2019@

Yusril sendiri mengatakan bahwa kepercayaan dirinya semakin besar. Mengenai hasil survey yang menempatkan Ahok pada posisi teratas dibandingkan dengan bakal cagub lainnya, Yusril mengatakan, wajar saja jika di banyak survei incumbent itu selalu berada pada posisi teratas. Tentu saja Yusril memiliki beberapa alasan mengapa ia merasa makin percaya diri untuk maju sebagai cagub DKI 2017. Beberapa alasan tsb antara lain adalah sbb:

1.Ada 6 partai politik yang mendukungnya untuk maju sebagai calon gubernur di Pilkada DKI Jakarta. Hal ini dikatakan oleh Yusri di Hotel Bidakara, pada hari Sabtu, 6/2-2017 sbb: "Dari beberapa statemen, walau mungkin bukan sikap resmi tapi yang sudah itu dari PKB, PPP, PAN, Golkar, Gerindra, yang belum kita dengar itu Partai Demokrat, kalau PKS sudah."

2.Menurut Yusril, pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI 2017 mendatang menjadi hal menarik. Bahkan 'pertarungan' keduanya dianggap bak mengulang pertarungan Jokowi dengan Prabowo pada Pilpres 2014. Dalam kondisi seperti itu Yusril optimistis akan keluar sebagai pemenang dan menjadi Gubernur DKI Jakarta. Ia merasa dukungan terhadap dirinya sudah cukup untuk mengalahkan Ahok. Apalagi ia pun merasa bahwa pengalaman dan karir politiknya bisa dijadikan modal.

Ada hal yang lebih menarik ketika Yusril mengatakan bahwa ia tidak hanya mau maju dalam Pilkada DKI Jakarta 2017, tapi juga mau maju sebagai capres (calon presiden) di Pilpres (pemilihan presiden) tahun 2019.
"Saya mau maju dalam Pilpres 2019. Tapi kalau harus didahului dengan pemilihan Gubernur DKI, ya tidak apa-apa," kata Yusril pada waktu dan tempat yang sama dengan yang telah disebutkan di atas (liputan6.com).

@Kesiapan Ahok menghadapi Pilgub DKI 2017@

Bagaimanakah persiapan yang dilakukan oleh Ahok sebagai cagub petahana (incumbent) dalam menghadapi Pilgub 2017, khususnya dalam menghadapi Yusril ?

Berbeda dengan Yusril, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok belum mau memusingkan strategi kampanye menyambut Pilgub DKI 2017. Menurut Ahok, saat ini dia ingin bekerja dengan baik agar saat selesai masa jabatan nanti ada yang bisa dikenang oleh warga Jakarta.

"Kita kerja lebih keras supaya pas masa jabatan selesai, orang Jakarta sudah bisa mengenang kita pernah mengerjakan apa. Itu yang penting," demikian kata Ahok di Balai Kota, Jakarta, Senin, 22/2/2016 (liputan 6.com).
Jika kita perhatikan pernyataan Ahok di atas, kita bisa melihat adanya semangat pengabdian di dalam menduduki jabatan sebagai Gubernur DKI selama ini. Demikian tingginya semangat pengabdian tsb sehingga ketika banyak orang memperbincangkan soal Pilgub DKI 2107, yang ada di dalam pikirannya adalah kerja keras untuk kesejahteraan warga Jakarta.

Perlu juga diingat bahwa Ahok dulu hidup sebagai pengusaha. Ketika dia banting setir terjun kedua politik, alasannya adalah, karena dia ingin menolong orang miskin. Latar belakang inilah yang menyebabkan Ahok tidak menjadi orang yang gila jabatan. Baginya jabatan adalah amanah. Ahok bukan seorang muslim tapi dia memahami amanah dan menjalankan amanah tsb.

@Yusril Tak Tahu Kelemahannya Sendiri@

Yusril adalah salah seorang putra terbaik bangsa ini. Selain sebagai seorag pengacara papan atas yang beberapa kali sukses dalam memenangkan perkara besar melawan pejabat tinggi negara. Popularitas Yusril tidak perlu diragukan lagi, bahkan dapat dikatakan bahwa Yusril jauh lebih dulu popular jika dibandingkan dengan Ahok.
Akan tetapi banyak orang yang kurang memperhatikan bahwa popularitas Yusril adalah karena latar belakang dan sepak terjangnya sebagai ahli hukum tata negara, pengacara dan pekerja pemerintahan, khususnya sebagai menteri yang terkait dengan bidang hukum.

Yusril bukanlah politikus yang ulung. Jika dia adalah seorang politikus yang ulung tentu saja dia tidak akan gagal dalam membesarkan partainya. Kenyataannya seperti yang sudah diketahui banyak orang, PBB patai yang dipimpinnya sejauh ini masih termasuk katagori partai gurem. Pada tahun 2014, Yusril pernah menyatakan bahwa ia siap maju sebagai capres, tapi kenyataannya ia tidak mendapat dukungan.

Dalam dunia politik, popularitas saja belum cukup. Seorang politikus memerlukan popularitas dengan nilai plus di mana nilai plus tsb adalah simpati rakyat yang menyebabkan seorang politikus mendapat simpati banyak orang bahkan menjadi idola. Salah satu contohnya adalah SBY yang cukup sukses membesarkan Partai Demokrat, bahkan sukses menjadi presiden RI selama 2 periode..

Gaya bicara Yusril lebih banyak menonjol sebagai seorang pengacara dibandingkan dengan seorang politikus. Akibatnya sering kali gaya bicaranya kurang mendapatkan simpati banyak orang karena sering terkesan angkuh dan meremehkan. Jokowi saja pernah diremehkannya dengan mengatakan: “Jangan kelola Negara seperti warung” (gatra.com,6-11-2014). “Blusukan dan senyum-senyum tak selesaikan masalah.” (detik.com, 4-12-2013)

Ketika dia mengatakan “mau maju sebagai capres 2019, tapi kalau harus didahului dengan pilgub DKI tidak apa-apa,” Yusril tidak menyadari pernyataan tsb akan memberi kesan ia mengejar jabatan Gubernur DKI hanya sebagai batu loncatan untuk ikut Pilpres 2019. Apakah mungkin warga DKI mau memilih cagub dengan niat seperti itu ? Apalagi niat tsb dinyatakannya dengan terang-terangan.

Yusril perlu belajar dari Jokowi pada saat masih menjabat sebagai gubernur DKI di mana ketika para wartawan beramai-ramai menanyakan niatnya untuk mengikuti Pilpres 2014, Jokowi menjawab: “Gak mikir.” Padahal tentunya diam-diam Jokowi pengen juga menjadi presiden. Siapa sih yang gak mau jadi presiden jika kesempatan tsb memang ada ?

Sudah pernah jadi menteri, lalu sekarang turun kelas ingin jadi gubernur, niat inipun semakin menampakkan Yusril hanya mau mengejar jabatan. Berbeda dengan Ahok yang ketika ditanya soal kesiapannya menghadapi Pligub 2014, Ahok menyatakan belum mau memusingkan strategi kampanye menyambut Pilgub DKI 2017. Menurut Ahok, saat ini dia ingin bekerja dengan baik agar saat selesai masa jabatan nanti ada yang bisa dikenang oleh warga Jakarta.

Tanpa bermaksud memuji Ahok secara berlebihan, yang jelas pernyataan Ahok tsb telah mencerminkan dia lebih mementingkan pengabdian daripada sekedar mengejar jabatan.Di lain kesempatan Ahok pun menyatakan bahwa dirinya siap kalah pada Pilgub DKI 2017.

Dengan kelemahan-kelemahan seperti itu tampaknya Yusril akan sangat sulit mengalahkan Ahok. Seperti telah diketahui hasil survey menunjukkan Ahok menempati posisi teratas dibandingkan bakal cagub DKI lainnya. Juru bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul menyatakan, Ahok sulit ditandingi (viva.co.id, 26-2-2015), karena itu jika Yusril merasa yakin bisa mengalahkan Ahok seandainya Pilgub DKI 2017 berlangsung head to head seperti Prabowo VS Jokowi di Pilpres 2014, maka mungkin saja ia juga akan keok seperti Prabowo.

 

Semoga bermanfaat (Abdi Dharma / Thursan Hakim)

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun