Berbeda dengan Yusril, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok belum mau memusingkan strategi kampanye menyambut Pilgub DKI 2017. Menurut Ahok, saat ini dia ingin bekerja dengan baik agar saat selesai masa jabatan nanti ada yang bisa dikenang oleh warga Jakarta.
"Kita kerja lebih keras supaya pas masa jabatan selesai, orang Jakarta sudah bisa mengenang kita pernah mengerjakan apa. Itu yang penting," demikian kata Ahok di Balai Kota, Jakarta, Senin, 22/2/2016 (liputan 6.com).
Jika kita perhatikan pernyataan Ahok di atas, kita bisa melihat adanya semangat pengabdian di dalam menduduki jabatan sebagai Gubernur DKI selama ini. Demikian tingginya semangat pengabdian tsb sehingga ketika banyak orang memperbincangkan soal Pilgub DKI 2107, yang ada di dalam pikirannya adalah kerja keras untuk kesejahteraan warga Jakarta.
Perlu juga diingat bahwa Ahok dulu hidup sebagai pengusaha. Ketika dia banting setir terjun kedua politik, alasannya adalah, karena dia ingin menolong orang miskin. Latar belakang inilah yang menyebabkan Ahok tidak menjadi orang yang gila jabatan. Baginya jabatan adalah amanah. Ahok bukan seorang muslim tapi dia memahami amanah dan menjalankan amanah tsb.
@Yusril Tak Tahu Kelemahannya Sendiri@
Yusril adalah salah seorang putra terbaik bangsa ini. Selain sebagai seorag pengacara papan atas yang beberapa kali sukses dalam memenangkan perkara besar melawan pejabat tinggi negara. Popularitas Yusril tidak perlu diragukan lagi, bahkan dapat dikatakan bahwa Yusril jauh lebih dulu popular jika dibandingkan dengan Ahok.
Akan tetapi banyak orang yang kurang memperhatikan bahwa popularitas Yusril adalah karena latar belakang dan sepak terjangnya sebagai ahli hukum tata negara, pengacara dan pekerja pemerintahan, khususnya sebagai menteri yang terkait dengan bidang hukum.
Yusril bukanlah politikus yang ulung. Jika dia adalah seorang politikus yang ulung tentu saja dia tidak akan gagal dalam membesarkan partainya. Kenyataannya seperti yang sudah diketahui banyak orang, PBB patai yang dipimpinnya sejauh ini masih termasuk katagori partai gurem. Pada tahun 2014, Yusril pernah menyatakan bahwa ia siap maju sebagai capres, tapi kenyataannya ia tidak mendapat dukungan.
Dalam dunia politik, popularitas saja belum cukup. Seorang politikus memerlukan popularitas dengan nilai plus di mana nilai plus tsb adalah simpati rakyat yang menyebabkan seorang politikus mendapat simpati banyak orang bahkan menjadi idola. Salah satu contohnya adalah SBY yang cukup sukses membesarkan Partai Demokrat, bahkan sukses menjadi presiden RI selama 2 periode..
Gaya bicara Yusril lebih banyak menonjol sebagai seorang pengacara dibandingkan dengan seorang politikus. Akibatnya sering kali gaya bicaranya kurang mendapatkan simpati banyak orang karena sering terkesan angkuh dan meremehkan. Jokowi saja pernah diremehkannya dengan mengatakan: “Jangan kelola Negara seperti warung” (gatra.com,6-11-2014). “Blusukan dan senyum-senyum tak selesaikan masalah.” (detik.com, 4-12-2013)
Ketika dia mengatakan “mau maju sebagai capres 2019, tapi kalau harus didahului dengan pilgub DKI tidak apa-apa,” Yusril tidak menyadari pernyataan tsb akan memberi kesan ia mengejar jabatan Gubernur DKI hanya sebagai batu loncatan untuk ikut Pilpres 2019. Apakah mungkin warga DKI mau memilih cagub dengan niat seperti itu ? Apalagi niat tsb dinyatakannya dengan terang-terangan.
Yusril perlu belajar dari Jokowi pada saat masih menjabat sebagai gubernur DKI di mana ketika para wartawan beramai-ramai menanyakan niatnya untuk mengikuti Pilpres 2014, Jokowi menjawab: “Gak mikir.” Padahal tentunya diam-diam Jokowi pengen juga menjadi presiden. Siapa sih yang gak mau jadi presiden jika kesempatan tsb memang ada ?
Sudah pernah jadi menteri, lalu sekarang turun kelas ingin jadi gubernur, niat inipun semakin menampakkan Yusril hanya mau mengejar jabatan. Berbeda dengan Ahok yang ketika ditanya soal kesiapannya menghadapi Pligub 2014, Ahok menyatakan belum mau memusingkan strategi kampanye menyambut Pilgub DKI 2017. Menurut Ahok, saat ini dia ingin bekerja dengan baik agar saat selesai masa jabatan nanti ada yang bisa dikenang oleh warga Jakarta.