Mohon tunggu...
Abdy Busthan
Abdy Busthan Mohon Tunggu... Administrasi - Aktivis Pendidikan

Penulis, Peneliti dan Dosen

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

PENJILAT, The Sycophant

24 Oktober 2024   09:57 Diperbarui: 24 Oktober 2024   13:29 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://i.pinimg.com/564x/58/3d/e3/583de379f27c0ca59c99ccafd30d2c8a.jpg

Saat ini kita hidup dalam dunia yang sedang dikelilingi para penjilat dan pengecut. Kiri kanan ada penjilat. Atas bawah juga ada penjilat. Dimana-mana ada penjilat dan pengecut.

Di negara ini kebanyakan penjilat mulai bermunculan menjelang pesta demokrasi seperti Pilkada atau Pilpres, bahkan dalam skala demokrasi terkecil seperti pemilihan Kades juga pemilihan RT dan RW selalu ada penjilat di situ.

Banyak orang meraih pangkat, jabatan, dan kedudukan bukan karena kemampuan yang sesungguhnya, tapi karena menjilat dan "cari muka"

Penjilat adalah manusia pengecut yang sangat gandrung menipu, dan getol menebar dusta dimana-mana.

Akibatnya semua yang dilakukan diatas perbuatan menjilat selalu menimbulkan kemaslahatan dalam bernegara

Jika seorang penjilat duduk bersama si A, tentu dia akan menceritakan keburukan si B. Begitupun sebaliknya, bahwa si A akan menjadi buruk jika penjilat mulai bergeser duduk dengan si B.

Doktor Wattimena (2018) dalam salah satu artikelnya di www.rumahfilsafat.com  menulis bahwa "manusia penjlat" sejujurnya minim prestasi, namun suka menjilat dan menipu lingkungan sekitarnya, guna mendapatkan kekuasaan di dalam organisasi. Biasanya, orang semacam ini cepat naik jabatan, walaupun tak memiliki pencapaian yang nyata.

Faktanya memang banyak pemimpin yang datang dari politik menjilat. Mereka bertindak tidak adil dan cenderung merugikan orang banyak. Bahkan kebanyakan dari mereka takut terhadap kritik karena kepercayaan diri mereka berada pada titik nadir (noun) atau titik terendah.

Hal terburuk dari pemimpin penjilat adalah haus pujian dan gila hormat. Biasanya dia sulit membedakan bawahan yang benar dengan bawahan munafik yang suka menjilat demi mendapat kedudukan, fasilitas atau kemudahan lainnya.

Tentu dampak dari maraknya pemimpin haus pujian adalah munculnya penjilat-penjilat baru yang keahliannya lebih dari pendahulunya. Inilah ekstafet dalam dunia 'jilat menjilat' yang seakan tak pernah berakhir di Republik ini

Bisa dipastikan bahwa pemimpin yang datang dengan cara menjilat tentu akan pula melahirkan bawahan-bawahan berkarakter penjilat. Sebagaimana Kitab Amsal 29:12 menulis: "Kalau pemerintah memperhatikan kebohongan, semua pegawainya menjadi fasik",

Lalu apa yang terjadi selanjutnya? Amsal 29:16 kembali menegaskan bahwa: "Jika orang fasik bertambah, bertambahlah pula pelanggaran, tetapi orang benar akan melihat keruntuhan mereka".

Inilah yang terjadi saat ini, dan kita semakin sulit menemukan sosok pemimpin bijaksana yang tulus dan penuh hikmat.

Mpu Tantular seorang sastrawan besar Jawa yang hidup di Abad-14 masa kerajaan Majapahit, pernah menulis dalam karyanya Kitab Sutasoma, bahwa: "Pancaran pengetahuan suci dan kebijaksanaan itu sendirilah yang menjadi tanda apakah seseorang itu tercerahkan atau tidak (tanpa memandang dia raja, pemimpin atau pandita dalam wujud lahirnya)." 

Ya, banyak orang berpenampilan pandita "menjual" ayat dengan harga yang murah, mendidik orang untuk tujuan kesesatan dan kebencian.Mari berefeksi. 

Salam, Wassalam... Hormat di bri

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun