Mohon tunggu...
Abdillah Muhammad
Abdillah Muhammad Mohon Tunggu... -

Bukan penulis apalagi jurnalis, karena fikiran seperti bola yang bisa digiring dengan kata dan baris tulisan. Debat tak kenal menang, caci hanya membenci biarlah tulisan apa adanya sebagai tanggung jawab diri di peradilan akhirat.

Selanjutnya

Tutup

Money

Terjerembab Jebakan "Bisnis Monyet"

23 Desember 2018   09:31 Diperbarui: 24 Desember 2018   14:32 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berita tersiar ke warga dan mereka mulai memikirkan untuk segera kaya mendadak menjadi jutawan. Kalau 1 monyet udah 6x lipat keuntungan bagaimana dengan puluhan monyet?
Karena banyak permintaan, asisten menaikkan harga monyet jadi 600rb permonyet.

Akhirnya warga menjual tanah, rumah, sapi, sawah untuk membeli puluhan monyet. Dan kini warga siap untuk menjual monyet kepada saudagar,, impian kaya raya telah bertanam di benak mereka.

Ditunggu 1 bulan, 2 bulan, 6 bulan sampai 1 tahun lebih saudagar tak kunjung datang. Seluruh warga pemelihara monyet menjadi gusar karena penghasilan belum dapat tapi harus terus memberi makan monyet-monyet mereka.

Seperti itulah gambaran bisnis monyet yg sering terjadi dari dulu sampai sekarang.
Kelihatannya sih lucu tapi nyatanya banyak manusia terjebak ke dalam bisnis monyet ini, karena strategi ini biasanya dengan sangat mudah dilancarkan perusahaan investor.
Impian ingin cepat kaya menjadi mindset utama para korban.

Kalau ada diantara anda yg pernah mengalami atau ada bisnis yg ciri2nya seperti alur di atas bisa sharing di komentar agar tidak banyak orang tertipu dengan alur bisnis model ini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun