Mohon tunggu...
Abdul Azis
Abdul Azis Mohon Tunggu... Seniman - Belajar menulis

Mencoba belajar dengan hati-hati, seorang yang berkecimpung di beberapa seni, Tari (kuda lumping), tetaer, sastra.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Sudah Tahu 4 Tingkatan Bahasa Jawa? Yuk, Dedikasikan kepada Anak Peradaban

22 November 2020   15:41 Diperbarui: 26 April 2021   16:17 7272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemecahan Bahasa Jawa (Dok by Azis)

Kemampuan mengolah kata dalam sebuah peradaban merupakan salah satu simbol menonjolnya peradaban tersebut. 

Siapa di sini (pembaca) yang belum tahu tentang Jawa? Saya yakin hampir seluruh orang Indonesia tahu tentang Jawa. Mengingat Jawa adalah suku tertua yang ada di Indonesia. Juga pemerintahan Indonesia saat ini berpusat di tanah Jawa.

Suku Jawa dikenal dengan suku yang paling santun di Indonesia. Juga suku Jawa ini bahkan terkenal hingga negara Belanda, sampai-sampai penduduk sana di namakan suku Jawa Suriname.

Kenapa bisa disebut suku yang paling santun? Suku Jawa memang mayoritas beragama Islam dan berpecah rata dengan Agama Kristen, Hindu, Budha dan Konghucu. Begitu erat persaudaraan antar sesama manusia meski berbeda keyakinan.

Selain dari segi toleransi, peradaban suku Jawa ini telah dipengaruhi oleh budaya leluhur kita. Yang sampai saat ini masih dipegang erat turun temurun oleh masyarakat, dari kebudayaan, seni, tradisi, dll. 

Menurut WikiPedia dengan populasi global yang cukup besar, suku Jawa ialah kelompok etnis terbesar keempat di antara umat Islam di seluruh dunia, setelah bangsa Arab, suku Bengali, dan suku Punjab.

Mengenal Bahasa Jawa yang Digunakan Sehari-hari

Sebelum berkembangnya zaman, suku Jawa ini menggunakan bahasa Sansekerta dan lalu menggunakan bahasa Kawi. Sayang, bahasa yang begitu indah kini malah terlupakan. Dan bahkan kini, mencari buku kamus Sansekerta pun sulit untuk didapatkan.

Setelah berkembangnya zaman, kini suku Jawa menggunakan 2 jenis bahasa, yaitu Kromo dan Ngoko.

Perbedaan Bahasa Krama dan Ngoko
Sebenarnya sangat rumit untuk dipelajari jika kita tak mempelajari sejak dini. Akan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk memahami. Mengingat dari pecahan 2 bahasa Jawa di atas, akan dipecah lagi masing-masing 2 jenis (menurut tingkatan)

Pemecahan Bahasa Jawa (Dok by Azis)
Pemecahan Bahasa Jawa (Dok by Azis)
1. Krama Inggil
Dari nama sebutannya saja kita sudah langsung menemui salah satu kata bahasa krama. Inggil (Duwur) yang berarti tinggi/atas, menunjukan bahwa bahasa Krama Inggil ini adalah bahasa jawa yang tingkatannya paling tinggi.

Bahasa ini juga sedikit banyak masih menggunakan bahasa Sansekerta dan kawi. Biasanya bahasa ini digunakan untuk berbicara kepada orang yang lebih tua atau terhormat. Bertujuan bahwa kita sedang menghormati lawan bicara yang dihadapi.

2. Krama Madya
Kata dasar Madya sendiri berartikan dengan "Tengah". Dalam hal ini menegaskan bahwa Krama Madya merupakan bahasa Jawa yang tingkatannya berada di tengah-tengah. Satu langkah di bawah Krama Inggil. Sehingga tidak ada perbedaan yang terlalu signifikan.

Krama Madya biasa digunakan untuk berbicara terhadap orang yang diatas kita (adik kepada kakak). Sebagai bentuk menghormati.

3. Ngoko Alus
Sama seperti Krama, bahasa Ngoko juga dipecah menjadi dua. Bahasa ngoko dimengerti sebagai bahasa yang santai.

Ngoko alus adalah bahasa Jawa yang digunakan sehari-hari saat berbicara terhadap teman sebaya. Namun masih sedikit menggunakan bahasa krama.

4. Ngoko Lugu
Bahasa ngoko lugu ini, merupakan tingkatan bahasa Jawa yang paling rendah. Dalam penggunaan bahasa ini tidak sama sekali tercampuri bahasa krama. Pun juga bahasa ngoko lugu ini digunakan terhadap orang yang di bawah kita (ayah kepada anaknya)

Penulis yakin, bahwa para pembaca khususnya orang luar Jawa sangat sulit untuk memahami. Mungkin akan berbeda jika penulis kasih contoh ya? Coba sekarang lihat pada gambar di bawah ini.

Contoh 1 kalimat menggunakan 4 bahasa jawa (dokpri)
Contoh 1 kalimat menggunakan 4 bahasa jawa (dokpri)
Setelah kita lihat, sangat signifikan perbedaan kalimat yang terjadi antara krama inggil dan ngoko lugu. Namun tidak pada krama inggil, madya, dan ngoko alus. Mereka saling ada keterkaitan.

Ini baru satu kalimat. Bahasa Jawa mempunyai 2.000 suku kata. Lalu bagaimana dengan pemecahan bahasa di atas tersebut? Inilah alasannya bahwa kita harus mengenalkan bahasa daerah sejak dini.

Sangat memprihatinkan, jika saya menemui anak sebaya atau di bawah saya. Lalu menggunakan bahasa percakapan yang dipukul rata dengan bahasa ngoko lugu. Ya memang tidak ada yang melarang sebenarnya.

Tapi bagaimana jika mereka bertemu dengan orang yang kental terhadap adat Jawa? Pasti dan saya yakin, 80% orang tersebut menyalahkan orang tuanya. Menganggap orang tua tak pernah mendidik.

Ingat, bahwa didikan anak yang pertama adalah kepercayaan. Seperti mempercayai agama yang akan melindungi kita dimanapun berada, akan kita kenalkan sejak kecil hingga dewasa. Padahal, sering kita abaikan bahwa orang menilai pertama kali dengan melihat perilaku sopan santunnya.

Jadi, untuk kita yang ingin anak-anaknya lebih belajar santun. Maka saran saya ajarkan berbudaya sejak dini. Karena usia dini biasanya perekam ingatan masih bagus.

Tresno jalaran soko kulino

Kulino luwih becik kang ngatoto kromo

Cinta muncul karena adanya kebiasaan

Kebiasaan itu lebih baik yang bertata krama

Sekian

Nuwun agunging pangaksami bok bilih wonten kalepatan

Kediri,

Abdul Azis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun