Mohon tunggu...
Abdul Azis
Abdul Azis Mohon Tunggu... Seniman - Belajar menulis

Mencoba belajar dengan hati-hati, seorang yang berkecimpung di beberapa seni, Tari (kuda lumping), tetaer, sastra.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Sudah Tahu 4 Tingkatan Bahasa Jawa? Yuk, Dedikasikan kepada Anak Peradaban

22 November 2020   15:41 Diperbarui: 26 April 2021   16:17 7272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemecahan Bahasa Jawa (Dok by Azis)

Pemecahan Bahasa Jawa (Dok by Azis)
Pemecahan Bahasa Jawa (Dok by Azis)
1. Krama Inggil
Dari nama sebutannya saja kita sudah langsung menemui salah satu kata bahasa krama. Inggil (Duwur) yang berarti tinggi/atas, menunjukan bahwa bahasa Krama Inggil ini adalah bahasa jawa yang tingkatannya paling tinggi.

Bahasa ini juga sedikit banyak masih menggunakan bahasa Sansekerta dan kawi. Biasanya bahasa ini digunakan untuk berbicara kepada orang yang lebih tua atau terhormat. Bertujuan bahwa kita sedang menghormati lawan bicara yang dihadapi.

2. Krama Madya
Kata dasar Madya sendiri berartikan dengan "Tengah". Dalam hal ini menegaskan bahwa Krama Madya merupakan bahasa Jawa yang tingkatannya berada di tengah-tengah. Satu langkah di bawah Krama Inggil. Sehingga tidak ada perbedaan yang terlalu signifikan.

Krama Madya biasa digunakan untuk berbicara terhadap orang yang diatas kita (adik kepada kakak). Sebagai bentuk menghormati.

3. Ngoko Alus
Sama seperti Krama, bahasa Ngoko juga dipecah menjadi dua. Bahasa ngoko dimengerti sebagai bahasa yang santai.

Ngoko alus adalah bahasa Jawa yang digunakan sehari-hari saat berbicara terhadap teman sebaya. Namun masih sedikit menggunakan bahasa krama.

4. Ngoko Lugu
Bahasa ngoko lugu ini, merupakan tingkatan bahasa Jawa yang paling rendah. Dalam penggunaan bahasa ini tidak sama sekali tercampuri bahasa krama. Pun juga bahasa ngoko lugu ini digunakan terhadap orang yang di bawah kita (ayah kepada anaknya)

Penulis yakin, bahwa para pembaca khususnya orang luar Jawa sangat sulit untuk memahami. Mungkin akan berbeda jika penulis kasih contoh ya? Coba sekarang lihat pada gambar di bawah ini.

Contoh 1 kalimat menggunakan 4 bahasa jawa (dokpri)
Contoh 1 kalimat menggunakan 4 bahasa jawa (dokpri)
Setelah kita lihat, sangat signifikan perbedaan kalimat yang terjadi antara krama inggil dan ngoko lugu. Namun tidak pada krama inggil, madya, dan ngoko alus. Mereka saling ada keterkaitan.

Ini baru satu kalimat. Bahasa Jawa mempunyai 2.000 suku kata. Lalu bagaimana dengan pemecahan bahasa di atas tersebut? Inilah alasannya bahwa kita harus mengenalkan bahasa daerah sejak dini.

Sangat memprihatinkan, jika saya menemui anak sebaya atau di bawah saya. Lalu menggunakan bahasa percakapan yang dipukul rata dengan bahasa ngoko lugu. Ya memang tidak ada yang melarang sebenarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun