Ucap hati saya ketika mendengar curhatan bocah SMA yang bergelut di bidang Seni Musik Karawitan. (musik khas jawa). Perihal dia sering mendapat omongan atau ocehan orang sekitar. Bahwa dia dikata jadul, tak tahu malu, tak bisa mengikuti zaman.
Aduuh. Apakah ada pembaca di sini yang seperti itu? Saya harap tidak. Sejatinya saya bangga dan mengharu biru ketika tahu bahwa masih ada anak muda berkecimpung di seni musik karawitan. Bahwa ini adalah wujud setianya mencintai budaya Indonesia yang menjadi peninggal leluhur kita.
Masih diragukan rasa cintanya?
3. Cinta Seniman Tari
Sama seperti musik, seni tari ini mempunyai dua generasi (tradisional dan modern). Saya yang sebagai pecinta tari tradisional kuda lumping sering mendapatkan omongan yang tidak mengenakkan.
"Kamu itu lo, kok mau-maunya ikut jaranan, wong imbalan juga gak seberapa"
Hellooo, masih ada ya yang namanya cinta berharap dengan imbalan? Kalau memang ada, cintanya itu abal-abal/ dibuat-buat. Kebanyakan seniman itu imbalannya "senang". Jika kita yang menjadi penggiat sudah merasakan senang hilanglah sudah rasa lelah itu semua.
"Wong Seni bayarane namung seneng"
4. Cinta Seniman Teater
Ini bisa saya tulis karena mendapat curhatan Sahabat Kompasianer saya (Maria Ayu). Mbak Ayu yang berkecimpung di dunia perteateran ini sedang dilanda gelisah fatamorgana.
Perihal beberapa hari yang dilewati, sering mendapat pandanga sebelah mata, bahkan tidak mendapat dukungan dari orang tuanya. Yang sehingga mbak Ayu ingin memukul mundur dari kegiatan berteaternya.