Mohon tunggu...
Abdul Azis
Abdul Azis Mohon Tunggu... Seniman - Belajar menulis

Mencoba belajar dengan hati-hati, seorang yang berkecimpung di beberapa seni, Tari (kuda lumping), tetaer, sastra.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Kisah Bocah Ndeso yang Menjadi Duta Wisata Tingkat SMK

17 November 2020   13:13 Diperbarui: 18 November 2020   16:25 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri Azis (acara sumpah pemuda tahun 2014)

Juri Ketiga

Setelah saya selesai menceritakan semua. Giliran saya menghadapi juri yang saya takuti. Juri sepesialis bahasa Inggris.

"You want me to ask in English, Korean or Indonesian?"

Pertanyaan yang dilontarkan membuat saya terkejut. Sedikit tahu artinya yang bahwa saya harus memilih pertanyaan bajasa Inggris, Korea atau Indonesia. Dengan cepat saya menjawab tegas. "Indonesian"

"Saudara Azis, saya belum mengetahui betul tentang sejarahnya Arca Totok Ketor, tolong ceritakan"

Mendengar pertanyaan tersebut dalam hati saya tersenyum. Ini keberuntungan ke 2 saya menghadapi juri. Dengan tenang dan teliti saya segera menjelaskan.

Memang, bahwa Totok Kerot adalah arca peninggalan sejarah zaman kerajaan Kadiri. Saat ini ditempatkan di Desa Kunir Kabupaten Kediri. Arca Totok Kerot sempat menjadi destinasi wisata, namun sangat di sayangkan karena tidak terurus oleh warga setempat kini menjadi terlantar.

Asala mula Arca Totok Kerot bermula ketika Putri Kerajaan Ludoyo Blitar tertarik terhadap kegantengan dan kekuatan Sri Aji Joyoboyo. Saat itu putri kerajaan Ludoyo atau putri Kedi, mengunjungi Kadiri dan ingin bertemu sang dambaan hatinya.

Namun ketika Sri Aji Joyoboyo menolak lamaran dari Putri Kedi. Terjadilah pertemputan besar antara Kadiri dan Ludoyo, perihal murkanya Putri Kedi terhadap perlakuan Sri Aji Joyoboyo. Bukan karena bertubuh besar saja alasan putri Kedi di tolak, juga karena sifat yang kurang baik dan jahat membuat Sri Aji Joyoboyo tidak bisa menerima lamarannya.

Di medan pertempuran prajurit dari Ludoyo mengalah. Dikarenakan putri Kedi mati di tangan Sri Aji Joyoboyo. Dan para patih diutus membuat patung yang serupa Putri Kedi. Dengan harapan "kelak jika berkembangnya zaman, tragedi ini akan tetap di ingat".

Setelah saya selesai menjelaskan, tanpa saya harapkan ketiga juri berdiri dan memberi tepuk tangan dan diikuti oleh semua penonton. Dengan salam hormat saya mengakhiri perlombaan tersebut dan turun panggung bersama pasangan saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun