Dikalangan teman bermain:Â Cinta adalah kebahagian bermain dan tertawa bersama pada kesialan diri. Kadang asyik bersama -sama menertawakan diri sendiri ketika melakukan kesalahan. Ada semacam keluasan, serta keluwesan terhadap sesuatu yang bahkan rancuh dan rumit sekalipun.
Dikalangan teman belajar sendiri:Â Cinta kadang lebih di teorikan. Kadang di aplikatifkan. Dan kadang di diskusikan dengan berbagai kemungkinan untuk tetap bisa ikut dalam usaha-usaha menikmati cinta itu sendiri.
Ia kadang menjadi keresahan remaja itu sendiri. Lalu kemudian di selipkan pada curhatan-curhatannya.
Dikalangan guru-guru serta orang-orang yang lebih tua atau dewasa: Cinta kemduian menjadi pelangi dan kadang seperti lukisan abstrak. Ia seperti jembatan tersendiri untuk mempertemukan opsi-opsi opini dari berbagai kalangan. Jaringan serta jalinan yang kemudian mencoba merangkai luasnya interaksi sosial serta kemungkinan informasi itu menjadi bagaian pertimbangan dalam kontruksi kecintaan itu juga.
Pada kalangan Prosa dan frasa: Kadang ia tenggelam pada pelupuk mata sayu yang rumit menerjemahkan bunga melati itu berwarna putih atau merah kekuningan?
Seperti itulah ketika kita-kita mengartikan orang yang ada di sekitar kita. Banyak penilaian dari mereka tentang kita pula.Â
Jangan merasa minder ketika kita berada dilingkungan yang lebih di atas kita. Jangan kecil hati jika kita berasal dari lingkungan yang kurang baik. Dan jangan mendongakan kepala jika kita berasa di atas dari lingkungan kita yang baru.
Sejatinya, penilaian seseorang akan dilihat dari tingkah laku kita. Sombong? Pemalu? Iri? Ingin mengetahui atau seorang yang kepo terhadap suatu hal? Itu akan terungkap pada masanya.
Kediri, 12 November 2020
Buah Karya: Abdul Azis
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H