Mohon tunggu...
Abdul Azis
Abdul Azis Mohon Tunggu... Seniman - Belajar menulis

Mencoba belajar dengan hati-hati, seorang yang berkecimpung di beberapa seni, Tari (kuda lumping), tetaer, sastra.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Megatruh Saat Menjelang Kematian

3 November 2020   17:21 Diperbarui: 3 November 2020   17:24 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(Megat-Ruh, saat menjelang kematian)
TERTIMANG- MELAYANG
___________
Citaku empat, tanpa rekayasa
Mengalir begitu saja, karena rasa
Harta melimpah, berkat lidah berujung doa
Mendulang emas, bukan di tanah haram
Sejak tunas hijau aku mengenal Sang Tuhan

Kaki kiriku bermarga timang penyayang
Di atas garis linangan takdir
Tak lapuk dimakan hujan
Tidak kerontang dihisap bara sang surya
Karena jiwa terikat sauh, tangan Tuhan

Jangkar yang kokoh penambat bahtera maligai berlabuh
Di sini aku punya cerita
Dongeng konyol tentang belahan hati
Tanah surga bertelapak kaki
Mengunduh nestapa karena salah pandom budi

Yang kusayang terpaling, berpaling
Oleh rasa takut kehilangan, pun melayang
Duh nestapa merdeka sekarat larat
Dalam untaian selendang belahan jiwa, bungsu belia

Remuk redam oleh api bertak acuh
Mengalir rasa tertimang tak peduli
Melimpah ruah banjir bandang manja yang aku suapkan
Seolah buta rasa, bertuli makna

Oh dasar irama salah menadakan
Kuubahlah kemudi kompas , dalam berpura
Rasa takut kuputar balikan, haluan
Berpalinglah,
Melayanglah,

Aku tak butuh kasih bermasam garam
Timanganku tak lelapkan mimpimu
Tawar hati menuai rasa tak peduli
Pagi buta membuka mata
Retina belia terbitkan aura shifa
Bergelayut manja mendekap bahu

Dalam bisik kumandangkan tikam
Aku tertikam irama cinta langkanya
Bersenandung lembut dalam memuja bisik

Wahai sejatiku
Maklumi aku dalam ampun bermaaf
Karena laku menguji hakikimu
Merajut simpulan mematri prasasti
Hanya aku yang mampu gembalakan masa rentamu nanti

Jangan ragukan aku

Sayang!!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun