Di tengah dinamika masyarakat yang terus berkembang, kekuasaan sering kali memainkan peran penting dalam membentuk kebijakan sosial, politik, dan ekonomi yang mempengaruhi kehidupan individu dan kelompok. Hegemoni kekuasaan, yang merujuk pada dominasi atau pengaruh satu pihak terhadap pihak lainnya, dapat berdampak buruk apabila berlanjut tanpa adanya kontrol atau kesadaran kritis dari masyarakat. Dalam konteks pendidikan, hegemoni kekuasaan sering kali terwujud dalam bentuk sistem pendidikan yang kaku, tidak inklusif, atau bahkan menekan hak-hak individu. Oleh karena itu, penting untuk melihat bagaimana bimbingan konseling dapat berperan sebagai sarana untuk perlawanan terhadap hegemoni kekuasaan di dunia pendidikan, dengan memberikan ruang bagi individu untuk mengembangkan potensi kritis mereka, memperjuangkan hak mereka, dan melawan ketidakadilan.
Hegemoni kekuasaan dalam dunia pendidikan sering kali tercermin dalam ketidakadilan distribusi kesempatan belajar, kontrol atas narasi pendidikan, dan pengabaian terhadap hak-hak dasar siswa. Hal ini bisa terjadi ketika sistem pendidikan lebih mementingkan kepatuhan dan penyeragaman daripada pengembangan potensi individu. Di banyak negara, sistem pendidikan masih didominasi oleh paradigma yang menekankan pada penguasaan pengetahuan akademik semata, mengabaikan aspek pembentukan karakter dan kebebasan berpendapat.
Selain itu, kebijakan pendidikan yang diterapkan oleh pemerintah atau lembaga pendidikan terkadang mengarah pada upaya untuk mempertahankan status quo yang tidak adil, membatasi kebebasan berpikir, dan bahkan mengabaikan keberagaman. Dalam sistem yang demikian, siswa seringkali merasa terpinggirkan, kehilangan suara mereka, dan tidak diberi ruang untuk berkembang secara autentik. Dalam konteks ini, bimbingan konseling dapat berfungsi sebagai alat untuk menanggapi dan melawan hegemoni kekuasaan tersebut.
Bimbingan konseling di sekolah atau institusi pendidikan lainnya memainkan peran penting dalam mendukung perkembangan pribadi siswa. Namun, lebih dari itu, bimbingan konseling juga dapat menjadi sarana untuk perlawanan terhadap hegemoni kekuasaan yang seringkali menekan kebebasan individu. Beberapa cara bimbingan konseling dapat memainkan peran ini antara lain:
1. Membangun Kesadaran Diri dan Kritis terhadap Sistem yang Ada
Salah satu fungsi utama bimbingan konseling adalah membantu siswa mengenal diri mereka dengan lebih baik. Dalam konteks perlawanan terhadap hegemoni kekuasaan, konselor dapat membantu siswa untuk menyadari kondisi sosial, politik, dan pendidikan yang mereka hadapi. Melalui pendekatan yang mendalam, konselor dapat mendorong siswa untuk berpikir kritis tentang ketidakadilan yang mungkin ada dalam sistem pendidikan atau masyarakat mereka.
Dengan membangun kesadaran diri dan kecerdasan emosional, siswa dapat lebih memahami bagaimana kekuasaan beroperasi di sekitar mereka dan belajar untuk tidak menerima begitu saja segala bentuk penindasan atau ketidakadilan. Ini adalah langkah pertama dalam perlawanan terhadap hegemoni kekuasaan yang menghalangi perkembangan individu.
2. Memberdayakan Siswa untuk Menyuarakan Pendapat dan Menghargai Keberagaman
Bimbingan konseling juga bisa menjadi ruang bagi siswa untuk belajar tentang pentingnya suara dan partisipasi aktif dalam kehidupan sosial. Dalam dunia pendidikan yang sering kali menekankan kekuasaan otoritatif dari guru atau lembaga, bimbingan konseling dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyuarakan pendapat mereka, mengembangkan keterampilan komunikasi, dan belajar untuk menghargai keberagaman.
Melalui sesi konseling individu atau kelompok, siswa diajarkan bagaimana cara menyampaikan argumen mereka dengan baik, mendengarkan orang lain dengan penuh perhatian, serta bekerja sama dalam menghadapi perbedaan. Proses ini mengajarkan pentingnya demokrasi, yang seharusnya menjadi pilar utama dalam pendidikan yang bebas dari dominasi kekuasaan.
3. Mendorong Toleransi dan Keadilan Sosial
Sistem pendidikan yang didominasi oleh kekuasaan sering kali menimbulkan ketidakadilan, baik dalam bentuk diskriminasi sosial, ekonomi, atau budaya. Dalam menghadapi hal ini, bimbingan konseling bisa menjadi agen perubahan dengan mengajarkan siswa tentang nilai-nilai keadilan sosial, hak asasi manusia, dan toleransi. Dengan memahami nilai-nilai ini, siswa dapat menumbuhkan sikap empati dan solidaritas terhadap mereka yang terpinggirkan atau terdiskriminasi.
Bimbingan konseling yang fokus pada pendidikan nilai-nilai seperti keadilan, kesetaraan, dan hak asasi manusia dapat mempersiapkan generasi muda untuk melawan segala bentuk ketidakadilan dan mempromosikan dunia yang lebih inklusif dan beradab.
4. Menciptakan Ruang Aman untuk Perubahan Sosial
Salah satu tantangan terbesar dalam perlawanan terhadap hegemoni kekuasaan adalah menciptakan ruang di mana individu merasa aman untuk berbicara dan beraksi. Dalam hal ini, bimbingan konseling dapat menciptakan ruang aman bagi siswa untuk mengungkapkan perasaan, pendapat, dan ide mereka tanpa takut dihukum atau ditekan.
Dengan ruang aman ini, konselor dapat membantu siswa untuk mengidentifikasi ketidakadilan, mencari solusi yang konstruktif, dan bahkan mengorganisasi perubahan dalam lingkungan mereka, baik di sekolah maupun masyarakat luas. Ruang ini tidak hanya memberi kesempatan bagi siswa untuk berkembang, tetapi juga untuk memperjuangkan hak mereka dan melawan tekanan dari kekuasaan yang menindas.
Bimbingan konseling memiliki peran yang sangat strategis dalam mengatasi hegemoni kekuasaan yang sering kali merugikan individu dan kelompok, terutama dalam konteks pendidikan. Melalui pendekatan yang memberdayakan siswa untuk berpikir kritis, berbicara, dan bertindak secara demokratis, bimbingan konseling dapat menjadi alat untuk perlawanan terhadap dominasi yang menekan kebebasan individu. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai demokrasi, toleransi, dan keadilan sosial dalam layanan bimbingan konseling, kita dapat menciptakan generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki kesadaran kritis terhadap kekuasaan dan mampu berperan aktif dalam membangun masyarakat yang lebih adil dan setara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H