Mohon tunggu...
Putu Abda Ursula
Putu Abda Ursula Mohon Tunggu... Dosen - Dosen di UNIPAS, Konselor, Ketua Sekolah Alam Banyumilir, Mahasiwa S3 Ilmu Pendidikan UNDIKSHA

Saya Putu Abda Ursula bekerja sebagai Dosen di Prodi Bimbingan dan Konseling, FKIP, Universitas Panji Sakti Singaraja dan Praktek Konseling, Tarot, dan Hipnoterapi di Singaraja. Saat ini sedang menempuh studi di Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi S3 Ilmu Pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Bimbingan Konseling sebagai Sarana untuk Perlawanan terhadap Hegemoni Kekuasaan

1 Desember 2024   21:20 Diperbarui: 1 Desember 2024   21:23 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Di tengah dinamika masyarakat yang terus berkembang, kekuasaan sering kali memainkan peran penting dalam membentuk kebijakan sosial, politik, dan ekonomi yang mempengaruhi kehidupan individu dan kelompok. Hegemoni kekuasaan, yang merujuk pada dominasi atau pengaruh satu pihak terhadap pihak lainnya, dapat berdampak buruk apabila berlanjut tanpa adanya kontrol atau kesadaran kritis dari masyarakat. Dalam konteks pendidikan, hegemoni kekuasaan sering kali terwujud dalam bentuk sistem pendidikan yang kaku, tidak inklusif, atau bahkan menekan hak-hak individu. Oleh karena itu, penting untuk melihat bagaimana bimbingan konseling dapat berperan sebagai sarana untuk perlawanan terhadap hegemoni kekuasaan di dunia pendidikan, dengan memberikan ruang bagi individu untuk mengembangkan potensi kritis mereka, memperjuangkan hak mereka, dan melawan ketidakadilan.

Hegemoni kekuasaan dalam dunia pendidikan sering kali tercermin dalam ketidakadilan distribusi kesempatan belajar, kontrol atas narasi pendidikan, dan pengabaian terhadap hak-hak dasar siswa. Hal ini bisa terjadi ketika sistem pendidikan lebih mementingkan kepatuhan dan penyeragaman daripada pengembangan potensi individu. Di banyak negara, sistem pendidikan masih didominasi oleh paradigma yang menekankan pada penguasaan pengetahuan akademik semata, mengabaikan aspek pembentukan karakter dan kebebasan berpendapat.

Selain itu, kebijakan pendidikan yang diterapkan oleh pemerintah atau lembaga pendidikan terkadang mengarah pada upaya untuk mempertahankan status quo yang tidak adil, membatasi kebebasan berpikir, dan bahkan mengabaikan keberagaman. Dalam sistem yang demikian, siswa seringkali merasa terpinggirkan, kehilangan suara mereka, dan tidak diberi ruang untuk berkembang secara autentik. Dalam konteks ini, bimbingan konseling dapat berfungsi sebagai alat untuk menanggapi dan melawan hegemoni kekuasaan tersebut.

Bimbingan konseling di sekolah atau institusi pendidikan lainnya memainkan peran penting dalam mendukung perkembangan pribadi siswa. Namun, lebih dari itu, bimbingan konseling juga dapat menjadi sarana untuk perlawanan terhadap hegemoni kekuasaan yang seringkali menekan kebebasan individu. Beberapa cara bimbingan konseling dapat memainkan peran ini antara lain:

1. Membangun Kesadaran Diri dan Kritis terhadap Sistem yang Ada

Salah satu fungsi utama bimbingan konseling adalah membantu siswa mengenal diri mereka dengan lebih baik. Dalam konteks perlawanan terhadap hegemoni kekuasaan, konselor dapat membantu siswa untuk menyadari kondisi sosial, politik, dan pendidikan yang mereka hadapi. Melalui pendekatan yang mendalam, konselor dapat mendorong siswa untuk berpikir kritis tentang ketidakadilan yang mungkin ada dalam sistem pendidikan atau masyarakat mereka.

Dengan membangun kesadaran diri dan kecerdasan emosional, siswa dapat lebih memahami bagaimana kekuasaan beroperasi di sekitar mereka dan belajar untuk tidak menerima begitu saja segala bentuk penindasan atau ketidakadilan. Ini adalah langkah pertama dalam perlawanan terhadap hegemoni kekuasaan yang menghalangi perkembangan individu.

2. Memberdayakan Siswa untuk Menyuarakan Pendapat dan Menghargai Keberagaman

Bimbingan konseling juga bisa menjadi ruang bagi siswa untuk belajar tentang pentingnya suara dan partisipasi aktif dalam kehidupan sosial. Dalam dunia pendidikan yang sering kali menekankan kekuasaan otoritatif dari guru atau lembaga, bimbingan konseling dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyuarakan pendapat mereka, mengembangkan keterampilan komunikasi, dan belajar untuk menghargai keberagaman.

Melalui sesi konseling individu atau kelompok, siswa diajarkan bagaimana cara menyampaikan argumen mereka dengan baik, mendengarkan orang lain dengan penuh perhatian, serta bekerja sama dalam menghadapi perbedaan. Proses ini mengajarkan pentingnya demokrasi, yang seharusnya menjadi pilar utama dalam pendidikan yang bebas dari dominasi kekuasaan.

3. Mendorong Toleransi dan Keadilan Sosial

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun