Konselor dapat memfasilitasi partisipasi siswa dalam pengambilan keputusan yang memengaruhi mereka, baik di tingkat kelas maupun sekolah. Dengan terlibat aktif, siswa belajar bahwa suara mereka penting dan memiliki dampak nyata terhadap kebijakan atau aturan yang berlaku.
5. Mengurangi Ketergantungan pada Struktur Kekuasaan
Bimbingan konseling bertujuan untuk memberdayakan siswa agar mereka dapat mengambil kendali atas kehidupan mereka sendiri. Konselor membantu siswa mengenali potensi mereka, membuat keputusan yang bijak, dan mengatasi hambatan yang diakibatkan oleh relasi kekuasaan yang tidak seimbang.
Untuk menjadikan bimbingan konseling sebagai alat emansipasi yang efektif, beberapa strategi dapat diterapkan:
1. Mengadopsi Pendekatan Dialogis
Pendekatan dialogis menekankan pentingnya interaksi yang setara antara konselor dan siswa. Konselor tidak hanya memberikan solusi, tetapi juga mendorong siswa untuk berbicara, berpikir kritis, dan mencari solusi mereka sendiri. Dengan cara ini, siswa merasa dihargai sebagai individu yang setara.
2. Mengintegrasikan Pendidikan Emansipatif
Konselor dapat mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan emansipatif ke dalam sesi bimbingan, seperti penghormatan terhadap hak asasi manusia, kesetaraan, dan keadilan sosial. Hal ini membantu siswa memahami pentingnya melawan ketidakadilan tanpa melibatkan kekerasan.
3. Melibatkan Semua Pihak dalam Proses Emansipasi
Konselor perlu bekerja sama dengan guru, kepala sekolah, dan orang tua untuk menciptakan lingkungan yang mendukung emansipasi siswa. Semua pihak harus menyadari pentingnya memberikan siswa kebebasan yang bertanggung jawab dalam mengelola kehidupan mereka di sekolah.
4. Memberikan Program Pelatihan bagi Siswa