Â
Dalam perspektif sosiologi, makna aktifitas ekonomi dibangun secara historis dan harus dianalisis secara empiris, tidak dapat diasumsikan dengan sederhana atau hanya dipengaruhi oleh faktor eksternal. Oleh sebab itu, sosiologis melihat prilaku ekonomi sebagai bentuk tindakan sosial, tergantung pada bagaimana perilaku individu ini memengaruhi tingkah laku orang lain.[3]
Â
Dalam jurnal utama dijelaskan bahwa Swedberg bersama Coleman, Granovetter dan Weber Menyatakan bahwa tindakan ekonomi adalah produk dari tindakan individu dalam kerangka hubungan sosial yang tengah berlangsung. Tindakan ekonomi dipandang sebagai bentuk tindakan sosial yang selalu memperhatikan makna dan terfokus pada pertimbangan kekuasaan (sebagaimana dikemukakan  Weber), serta terjalin dalam jaringan hubungan antar individu, antar aktor (sebagaimana Weber disebut Granovetter), dan termotivasi. berdasarkan kepentingan adalah kekuatan fundamental yang mendefinisikan masyarakat (seperti yang diilustrasikan oleh Swedberg).
Â
Dalam analisis kepentingan, sosiologi ekonomi klasik dipertimbangkan sebagai kerangka konseptual yang mendukung untuk menjelaskan tindakan ekonomi dalam lingkungan masyarakat.. Sementara itu, Swedberg berupaya menjadikan analisis kepentingan sebagai elemen sentral analisis sosiologis tindakan ekonomi.[4]
Â
Penelitian Nani Indrayantia, Katriani Puspita Ayub dan Ester S.U. Lapalu berkaitan dengan integrasi relasional, yang seperti dijelaskan  Granovetter pada tahun 1990 di halaman 36  buku "Sosiologi Ekonomi Lama dan Baru", menggambarkan integrasi relasional sebagai tindakan ekonomi yang terjadi dalam konteks masyarakat dan terkait dengan pengambilan jaringan sosial pribadi. tempat antar aktor. . Konsep ini menekankan bahwa kegiatan ekonomi seperti yang telah dibahas sebelumnya, terjadi pada kegiatan ekonomi yang melibatkan interaksi dengan orang lain atau individu lain. Misalnya tindakan ekonomi dalam hubungan antara penjual dengan pembeli dan  pelanggan selalu dikaitkan dengan hubungan yang erat.[5]
Â
Kajian Akmal Hakim Zakaria dan Siti Ikramatoun membahas tentang konsep embeddedness dalam sosiologi ekonomi. Menurut pemahaman ini, tindakan ekonomi selalu dikaitkan dengan struktur sosial. Konsep keterlekatan diperkenalkan oleh Granovetter pada tahun 1985 untuk menjelaskan bagaimana perilaku ekonomi dipengaruhi oleh hubungan sosial. Tindakan ekonomi disituasikan secara sosial dan tertanam dalam jaringan sosial pribadi antar aktor. Jaringan hubungan sosial ini mencakup serangkaian hubungan serupa antar individu atau kelompok (Melis, 2018). Granovetter menjelaskan beberapa prinsip utama yang mendasari pemikiran tentang hubungan antara media sosial dan kepentingan ekonomi. Pertama, manfaat ekonomi cenderung berasal dari jaringan hubungan yang lemah, yang berarti bahwa informasi empiris seringkali berasal dari pengetahuan baru dan keterbukaan terhadap dunia luar. Kedua, peran lubang struktural di luar jaringan juga membantu menghubungkan individu dengan pihak eksternal. Ketiga, aktivitas kehidupan sosial dapat mempengaruhi aktivitas ekonomi (Ketut Gede, 2011).[6]
Â