Mohon tunggu...
Abby Crisma
Abby Crisma Mohon Tunggu... Lainnya - Hamba Allah Biasa | Anak'e Ibu | Citizens

Simply, writing for relaxing.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Menjadi Diri Sendiri

16 Januari 2023   14:37 Diperbarui: 14 Februari 2023   12:43 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bayangan pun sudah setombak, namun Dirman baru sampai di sawah. Dilakukan semua perkerjaan, sebagaimana yang disampaikan Mbah Uti tepat sebelum berangkat. Hingga matahari kian bergulir ke barat dan langit berganti oranye keemasan. Ini memberikan sinyal kepada Dirman untuk memulai perjalanan kembali ke gubuk penuh ratapan.

***

"Please, lemme explain first."

"Fuck for shit. Why you do this to me? How much am i worth to you than your fucking slut?"

Dirman berpapasan, dan secara tidak sengaja kupingnya kemasukan suara tersebut. Sebuah cekcok antara si Pria blasteran dengan seorang wanita. Wanita ini memang belum pernah Dirman lihat sebelumnya. Parasnya seperti selayaknya orang pribumi, sangat berbeda dengan istri mudanya yang kebule-bulean. 

Informasi dari kuping Dirman meneruskan, ternyata wanita pribumi itu adalah istri sah dari si pria blasteran. Usut punya usut, kedua orang tua si pria yang berbeda kebangsaan, memaksakan keinginannya untuk menjodohkan si pria dengan wanita pribumi, sebagaimana kisah asmara yang dialami oleh mereka berdua. 

Adapun yang Dirman anggap istri muda, nyatanya cuma sekedar wanita simpanan. 'Perek' kalo bahasa jawanya. 

Perselisihan antara anak dan orang tua, menyebabkan si pria blasteran  mendua, pergi meninggalkan kota, dan memutuskan hidup dengan wanita haram yang tidak tahu diri.

Tanpa pikir panjang, Dirman bergegas meninggalkan situasi tersebut, menyusuri jalan pedesaan, dan kembali ke tujuan. Tujuannya pada saat itu adalah kembali ke gubuk, sampai ia menyadari, bahwa bukan itu tujuan yang selama ini dia kehendaki. 

"Berusaha untuk menjadi orang lain, dengan membayangkan segala kenikmatan yang dimilikinya, adalah tujuan dari Dirman selama ini."

Peristiwa tadi membuat Dirman cukup tertunduk sepanjang jalan pulang. Ternyata apa yang tampak mewah di pelupuk mata, bisa jadi hanya sebagian kenikmatan kecil yang bahkan menyimpan ketidakpastian besar di di dalamnya. Apa guna harta dan kenikmatan, jika jalan hidup yang dipilih menjauh dari moral yang sebenarnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun