Begitu Suara motor Didin ketika di-gas.
"Kayaknya kita bakal menuju rumah mbak Lala," kataku kepada Rolang.
"Bodo amat," jawab Rolang sinis.
Selama di perjalanan, aku dan Rolang tidak saling berbicara sama sekali. Kami melaju dan berputar kencang seperti biasa, mengantarkan Didin menuju rumah mbak Lala.
Sesampainya di sana, si Didin segera turun dari motornya yang diparkir dengan standar satu di pekarangan. Terjadilah sebuah dialog di teras rumah, yang kurang lebih seperti ini isinya.
Mbak Lala:Â "Din, aku mau bilang sesuatu."
Didin: "Mau ngomong apa toh, La, kok serius amat."
Mbak Lala: "Maaf, aku sudah dijodohkan, Din."
Didin:Â "Hah? Terus hubungan kita gimana? Aku gimana?"
Mbak Lala: "Kamu masih bisa dapat pasangan yang jauh lebih baik daripada aku, Din."
Didin: "Tunggu, kok tiba-tiba banget sih, La. Ini serius? Aku nggak mimpi kan? Apa kamu nggak mikirin perasaan aku? Kamu yakin kalau kamu bakal bener-bener lebih milih dii-a........"