Mohon tunggu...
Abbra Goldfine
Abbra Goldfine Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tidak ada yang menarik di dunia selain freedom diri sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kebaikan yang Tidak Suci

8 Desember 2022   06:00 Diperbarui: 8 Desember 2022   06:21 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"idih najis, Manusia culun itu? pin muntah gw"

Ray yang mendengar hal itu, lagi-lagi hanya bisa, diam dan menerimanya.
Pada suatu jam pelajaran di kelasnya, seorang guru memulai pelajaran dengan meminta siswa untuk buat kelompok dan dipilih sesuai apa yang mereka inginkan. Hal ini merupakan suatu hal yang sangat tidak mengenakkan bagi Ray, dan benar saja, pada saat semua siswa yang ada di dalam kelas sudah memilih teman sekelompoknya, hanya tinggal Ray seorang yang tidak memiliki teman kelompok, tidak ada yang memilih dan mengajaknya untuk berkelompok. Dengan hati yang sakit dan mata yang berkaca-kaca juga rasa malu yang dirasakan, Ray menghampiri guru dan mengakatakan kepada guru bahwa ia tidak memiliki kelompok.

"hai anak-anak, kok ga ada yang mengajak Ray untuk berkelompok?" tanya guru ke semua siswa dalam kelas.

"waduh, kalo saya jadi Ray, saya udah nangis itu gada yang mau berkelompok dengan saya" ujar salah seorang siswa dalam kelas. Mendengar hal itu, hati Ray sangat sakit dan hampir saja menitihkan air mata.

Selang beberapa waktu, ada seorang siswa bernama Wimfi, ia mengusulkan Ray untuk masuk ke kelompoknya.

"Ray sini, kelompok saya aja" ujar Wimfi ke Ray. Karena hal itu, Ray sedikit merasa tenang walaupun harus merasakan sakit dan malu telebih dahulu.

Hal itu menjadi trauma baginya setiap ada pengelompokkan belajar yang dipilih secara mandiri. Sebenarnya teman kelas Ray tidak ada yang jahat, mereka cuma tidak bisa mengenal Ray, dan Ray tidak bisa membuka dirinya. Di dalam kelas tidak ada penindasan seperti yang dilakukan oleh siswa diluar kelasnya.

Karena kejadian itu, Ray merasa lebih canggung dan lebih menutup diri, tetapi seraya dia menutup diri, Wimfi mulai berbicara dengannya. Wimfi adalah siswa yang bisa dibilang "jagoan" disekolah itu, ada rasa senang yang dirasakan Ray karena Wimfi mengajaknya berbicara. Perbincangan demi perbincangan dilaluinya, Ray mencoba membuka diri dan mengikuti alur suasana kelas, karena itu adalah hal yang paling aman untuk mencari teman.

Di kelas Ray, tiap minggu pasti diadakan sebuah acara kelas yang di mana siswanya ditunjuk dan disuruh menampilkan sesuatu. Ray ditunjuk untuk membawakan hiburan pada minggu besok, Ray yang kurang bisa bergaul terkejut dengan keputusan itu, tetapi Ray tidak bisa membantahnya.

Satu minggu berlalu, tibalah hari di mana Ray harus tampil, dengan ragu-ragu Ray mulai bernyanyi. Setelah beberapa menit, ia selesai membawakan lagunya, seketika tepuk tangan dan sorakan yang meriah menandakan orang-orang suka dengan suaranya. Sontak hal itu membuat Ray terkejut, karena tidak pernah sama sekali terpikirkan olehnya bahwa orang lain akan menyukainya nyanyiannya.

"woahh keren, ternyata Ray bisa bernyanyi"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun