Mohon tunggu...
Muhamad Habib Koesnady
Muhamad Habib Koesnady Mohon Tunggu... Guru - Pengajar Teater

Mempelajari Seni

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Covid-01 [Sebuah Cerpen]

23 April 2020   23:48 Diperbarui: 24 April 2020   00:05 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dongkal memperhatikan. Diumumkan bahwa Pemerintah berhasil menekan angka penularan Covid-19 dengan sangat cemerlang. Permadi Siregar peneliti Social Media Research Center, menyatakan bahwa Pemerintah melakukan tindakan yang sangat jenius dalam menangani pandemi Covid-19, bahkan jauuuuuh lebih baik daripada WHO. Salah satunya, adalah karena pemerintah menyiapkan banyak Rumah Sakit Darurat khusus Covid-19. Di ibu kota, salah satu RS Darurat Covid-19 bertempat di The Ritz-CarlMarx Hotel, Kuningab.

Setiap pasien positif Covid-19 di hotel tersebut berhak atas satu kamar hotel untuk isolasi diri beserta seluruh fasilitas penunjangnya, demi membantu pasien tersebut sembuh dari Covid-19. Fasilitas penunjangnya antara lain adalah makan tiga kali sehari, buah-buahan, laundry, alat olahraga, seperangkat laptop, sinyal internet serta fasilitas konsultasi. Selain konsultasi medis, pemerintah juga menyiapkan konsultan non-medis yang dapat dihubungi oleh pasien Covid-19. Konsultasi non-medis dilakukan oleh beragam profesi seperti psikolog, penasihat ekonomi, hingga motivator. 

Bahkan kabarnya ada anggota dewan yang mendorong pemerintah untuk menyediakan fasilitas kencan online bagi para pasien Covid-19. Usul ini disambut baik oleh Menteri Utama pemerintahan. Semua fasilitas konsultasi yang diberikan oleh pemerintah semata-mata demi kebaikan pasien. 

Diharapkan, setelah mereka sembuh, mereka akan mendapatkan hidup yang lebih baik: mereka akan bahagia karena sudah mendapatkan konsultasi psikologis (dan kelak kencan online); memiliki perencanaan ekonomi yang matang karena sudah melakukan konsultasi ekonomi; serta mendapatkan motivasi yang super.

Mendengar berita tersebut, Dongkal medapatkan ide. Ia berencana akan melangsungkan idenya ketika azan subuh, karena saat itulah Covid-20 lengah. Ia mulai menyiapkan semuanya: mental.

**

https://www.bibliotecapleyades.net/imagenes_sociopol3/uk04_01.jpg 
https://www.bibliotecapleyades.net/imagenes_sociopol3/uk04_01.jpg 

Pukul empat subuh lewat sedikit, ia telah bangun dan menyiapkan semuanya: mental. Setelah azan mulai berkumandang, ia mulai keluar rumah secara perlahan-lahan, sembunyi-sembunyi, tanpa suara. Ia memanjat rumahnya sendiri dan berjalan di atap. Secara tidak sengaja ia menginjak sesuatu yang lembek membuatnya terpeleset dan menimbulkan suara. 

Untungnya suara tersebut tidak terlalu besar. Ketika ia lihat kakinya, sial, ternyata itu adalah bangkai kucing liar. Kucing kurus yang dagingnya hampir habis mati membangkai dan menimbulkan bau yang menyengat. Dalam temaram cahaya subuh, ia melihat ratusan kucing liar mati di atap-atap rumah. Emak-bapaknya yang terbangun karena suara tersebut, langsung kaget melihat Dongkal tak ada di rumah. Lalu mereka melihat ada kertas bertuliskan:

“emak bapa jangan sampe ada yang tau ongkal gak ada di rumah

“anggep aja ongkal ada di rumah sama emak bapa sekarang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun