Mohon tunggu...
Abbah funky
Abbah funky Mohon Tunggu... -

iam simple

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hakikat Ikhlash Kepada Allah

19 Juli 2013   09:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:20 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Hakikat Ikhlash Kepada Allah

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah wash Sholatu was Salamu ‘ala Rasulillah wa ‘ala Alihi wa Shahbih. Amma ba’du:

Ketahuilah wahai saudara yang budiman…

Didalam hidup ini setiap kita tentu memiliki cita-cita dan harapan. Kita sepakat bahwa kebahagiaan adalah tujuan setiap pencarian. Harta, tahta dan wanita, itulah yang sering disebut dalam kompetisi dunia. Bila seseorang mendapatkan ketiga-tiganya dia akan merasa orang yang paling bahagia didunia ini.

Akan tetapi, banyak dari manusia tidak mengerti bahwa semua itu adalah kesenangan yang semu apabila tidak memiliki satu nikmat yang hakiki. Nikmat yang dengannya akan baik semua urusan hidup ini dan tidaklah teranggap apa pun kesenagan sebagai nikmat apabila tidak memiliki nikmat yang satu ini. Itulah nikmat Iman dan Islam sebagai risalah yang dibawa oleh Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam untuk seluruh umat manusia.

Hanya saja, banyak pula dari manusia ini yang tidak mengerti bahwa Iman dan Islam ini adalah nikmat yang dibutuhkan oleh setiap mereka, baik didalam kehidupan pribadi dan masyarakatnya, baik dalam berumah tangga, bertetangga ataupun bernegara. Sehingga mereka selalu berpindah dari satu keyakinan kepada keyakinan yang lain. Berpindah dari satu undang-undang kepada undang-undang yang lain. Tidak ada kepuasan, Tidak ada kebahagiaan sejati. Kebutaan tentang jalan hidayah Allah Ta’ala yang menimpa mereka. Akan tetapi mereka tidak merasakannya karena telah dikuasai penuh oleh kejahilan yang ada pada diri mereka.

Ada pula dari mereka yang sudah mengerti bahwa Iman dan Islam inilah yang dibutuhkan mereka untuk mencapai segala cita-cita tersebut. Tidak ada jalan lain selain berislam dan beriman. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman: “Dan siapa yang mencari selain Islam sebagai agama maka tidak akan diterima darinya dan dia diakhirat termasuk orang-orang yang merugi. Juga firmanNya: “Barangsiapa yang beramal shaleh dari lelaki dan wanita dalam keadaan dia beriman maka kami akan berikan untuknya kehidupan yang bahagia dan kami akan balas mereka dengan yang lebih baik dari apa yang telah mereka amalkan.” Akan tetapi mereka tidak memeganginya dan istiqomah diatasnya karena kalah dengan hawa nafsu dirinya yang mengajak kepada kejahatan dan keburukan.

Dua kelompok manusia diatas itulah yang sesungguhnya selalu kita umat Islam berlindung kepada Allah Ta’ala dari mengikuti mereka. Sebagaimana yang selalu kita baca didalam shalat kita ketika membaca surat Al Fatihah yang merupakan satu dari rukun-rukun shalat. “Tunjukkanlah kami jalan yang lurus. Yaitu jalan orang-orang yang engkau beri nikmat atas mereka. Bukan jalan orang-orang yang engkau murkai dan bukan pula jalan orang-orang yang sesat.”

Tahukah anda, siapa jalan orang-orang yang diberi nikmat itu? Merekalah orang-orang yang menggabungkan antara ilmu yang bermanfaat yaitu pengenalan tentang Islam dan Iman dan amal yang shaleh sebagai wujud nyata dari Islam dan Iman tersebut.

Sedangkan jalan orang-orang yang dimurkai adalah jalan orang-orang yang hanya mengenal ilmu tetapi tidak mengamalkannya. Mereka mengenal kebenaran Islam dan Iman akan tetapi tidak menjalaninya. Karena itulah mereka dimurkai Allah Ta’ala. Karena Allah Ta’ala akan murka bila hambanya hanya bisa berkata tetapi tidak mengamalkan perkataannya. “Besar kemurkaan disisi Allah bila kalian mengatakan apa yang tidak kalian perbuat.”

Adapun jalan orang-orang yang sesat adalah jalan orang-orang yang semangat beramal akan tetapi tidak dibimbing dengan ilmu pengetahuan yang benar. Mereka hanya mengikuti prasangka dan dugaan. Tidak ada keyakinan dan kemantapan.

Karena itulah kami mengajak kepada semua kita…

Marilah kita pejari Islam dari sumbernya, yaitu Al Qur’anul Karim dan As Sunnah An Nabawiyyah. Lihatlah generasi pertama umat ini didalam mengamalkannya. Karena mereka satu-satunya generasi umat ini yang telah direkomendasikan oleh Allah Ta’ala dan RasulNya shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai generasi rabbani yang lulus menjalani ujian dan cobaan. Bahkan Allah Ta’ala dan RasulNya telah memberitakan bahwa mereka adalah ahlul jannah, penghuni surga yang abadi, disaat mereka masih hidup didunia. Dan Allah Ta’ala tidak akan memberikan hidayah dan jannahNya kepada siapa yang tidak mengikuti mereka. Allah Ta’ala berfirman: “Orang-orang yang terdahulu dari kalangan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik Allah meridhai mereka dan mereka ridha kepadaNya. Dan Allah siapkan untuk mereka jannah yang mengalir dibawahnya sungai-sungai….”. Juga firmanNya: “Maka bila mereka beriman seperti keimanan kalian maka sungguh mereka telah mendapat hidayah….”. Juga firmanNya: “Barangsiapa yang mendurhakai Rasul setelah jelas baginya petunjuk dan mengikuti selain jalan orang-orang yang beriman kami biarkan kemana mereka berpaling dan kami akan masukkan mereka kedalam jahannam dan jahannam itulah sejelek-jelek tempat kembali.”.

Berpegang teguh dengan Al Qur’anul Karim dan As Sunnah An Nabawiyyah diatas pemahaman dan pengamalan As Salafush Shalih itulah semestinya selogan seluruh umat Islam ini. Bila memang mereka menginginkan persatuan, kejayaan dan kemuliaan dunia dan akhirat. Buang semua sikap fanatik madzhab. Enyahkan semua bentuk hizbiyyah. Karena semua itulah yang menjadikan kita umat yang lemah dan tidak memiliki wibawa.

Kembali kepada maksud dari tulisan ini…

Kalau kita mau kembali kepada Al Qur’anul Karim, kita akan dapati keterangan bahwa segala sesuatu perbendaharaannya ada disisi Allah Ta’ala.

Harta…?

Allah adalah pemilik segala harta. Bahkan diantara namaNya yang husna adalah Al Ghani yang artinya maha kaya, tidak butuh sedikitpun kepada selainNya.

Tahta…?

Allah adalah penguasa alam semesta. Bahkan diantara namaNya yang husna adalah Al Malik yang artinya penguasa yang maha kuasa atas segala sesuatu. Dialah yang menundukkan segala sesuatu. Tidak ada sesuatupun dialam ini melainkan dihadapanNya sebagai hamba yang diciptakan, dimiliki dan diatur olehNya.

Wanita…?

Tidak jarang Allah Ta’ala memberitakan bahwa diantara kenikmatan jannah adalah bidadari-bidadari yang cantik jelita, bermata hitam, berdada montok, tidak pernah haidh, selalu perawan, belum pernah disentuh oleh lelaki manapun dari kalangan jin dan manusia.

semoga kita bisa mengambil pelajaran ( tauziah ust abu ubaidah )  bersambung, insyaalloh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun