Mohon tunggu...
Abas Basari
Abas Basari Mohon Tunggu... Guru - Guru Biologi SMA Al Masoem

melakukan apa pun yang bisa, kalau boleh orang lain bahagia

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Hari Gini Masih Kerokan?

19 Agustus 2022   17:23 Diperbarui: 19 Agustus 2022   17:39 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Masuk angin, tanpa berpikir lama kakak saya menyuruh saya langsung keluarkan jurus kerokan kulit punggung. Itulah saat saya usia remaja di Sumedang. Bukan cuma satu kali saya menjadi "tukang kerokan" kulit terutama kulit punggung. Selesai di kerok, kakak saya memperlihatkan bekas kerokan kulit punggung sebagai bukti telah berhasil "mengeluarkan" angin dari tubuhnya.

Hanya dengan menggunakan bahan minyak kelapa, alat kerok uang logam dan tatakan logam untuk menyimpan minyak, sudah cukup. Kita yang sakit "masuk angin" tinggal lepas kaos atau pakaian, tengkurap, atau duduk membelakangi, di kerok mengikuti otot punggung diantara rusuk sampai berwarna merah gelap. Selesai lah pengobatannya. Ringkas dan cepat. Jadi sangat wajar jika saat itu dijadikan pertolongan pertama kepada penderita "masuk angin"

Selain saya, teman-teman sepermainan,  dan juga tetangga, baik anak-anak maupun dewasa jika ada permasalahan masuk angin pada orang terdekatnya maka tindakan pertama adalah dengan kerokan kulit punggung. 

Saat itu sepertinya sudah menjadi biasa melakukan. Bisa karena dipaksa. Bahkan saya mendapat amanah dari kedua orangtua untuk merawat uang logamnya. Uang logam entah jaman kapan, yang jelas berwarna tembaga dengan bagian tepi bergerigi. Berukuran agak besar dibandingkan dengan uang logam yang beredar.

Saya pun akhirnya terbiasa mengerok kulit punggung kakak laki-laki. Dengan alasan pengobatan murah dan cepat. Seolah terhipnosis dengan kata-kata itu maka dalam  keadaan apapun kegiatan apapun urusan "kerok mengkerok" kulit punggung menjadi biasa. 

Setelah di kerok, bila kulitnya tidak menampakkan warna merah gelap maka dianggap gagal alias diulang lagi. Harus keluar warna merah gelap sebagai tanda pengobatan berhasil.  

Jaman now. Seiring bertambah usia dan pemahaman tentang arti sehat, apalagi sekarang berdomisili di pinggirian "kota" Bandung maka kerokan kulit pun seakan tiada ceritanya lagi. Mungkin di daerah lain di Indonesia atau di belahan negara mana, masih ada tradisi kerokan kulit.

Pertanyaan yang paling dasar adalah apakah angin keluar lewat kulit yang di kerok ? Kesan saya setelah mencoba merenungi kembali, kerokan kulit seolah-olah memberikan jalan kepada angin untuk keluar dari tubuh.

Bagaimana pihak dokter menyikapi tindakan ini ? dr Alya Hananti dari Alodokter dalam alodokter.com berpendapat sebagai berikut:

1. Meredakan sakit kepala

Kerokan diduga dapat melancarkan aliran darah ke bagian kepala selain seluruh tubuh, sehingga membantu meringankan sakit kepala, terutama sakit kepala yang terasa berdenyut atau migrain

2. Meringankan nyeri leher

Kerokan juga dapat mengurangi keluhan nyeri leher yang sudah berlangsung lama (kronis).

3. Mengurangi pembengkakan payudara

Payudara yang membengkak dan nyeri sering dialami oleh ibu menyusui karena produksi susu yang meningkat. Keluhan ini tentunya dapat menyulitkan proses menyusui.

Survei berskala kecil menunjukkan bahwa gua sha atau kerokan dapat mengurangi pembengkakan payudara pada ibu yang baru melahirkan, sehingga menyusui jadi lebih mudah.

4. Mengurangi nyeri punggung bawah

Kerokan bermanfaat untuk mengurangi rasa sakit nyeri punggung bawah serta memudahkan penderitanya untuk kembali beraktivitas.

Sebagai bentuk sikap hati-hati saja. Sakit punggung bawah bisa saja disebabkan oleh cedera, saraf terjepit, kelainan bentuk tulang belakang, penyempitan tulang belakang, penyakit rematik, dan tumor atau kanker. Perlu ditatat ya tidak semua sakit punggung bawah dapat diatasi dengan kerokan.

5. Mengatasi sindrom perimenopause

Periode perimenopause adalah keadaan sebelum terjadinya menopause. Selama periode ini, perubahan kadar hormon estrogen dalam darah dapat menyebabkan berbagai keluhan, seperti:

  • Mudah berkeringat dan wajah menjadi merah (hot flashes)
  • Menstruasi tidak teratur
  • Nyeri otot dan tulang
  • Mudah lelah
  • Susah tidur
  • Vagina kering
  • Sering merasa cemas

Beberapa survei terkait, membuktikan bahwa kerokan yang dipadukan dengan pengobatan konvensional lebih ampuh dalam mengatasi sindrom perimenopause dibandingkan terapi konvensional saja. Seperti efek terapi sentuhan tangan ya.

Catatan penting dari dr Alya Hananti adalah kerokan sebaiknya tidak dilakukan pada orang yang memiliki masalah kesehatan tertentu, seperti:

  • Gangguan pembekuan darah
  • Diabetes
  • Daya tahan tubuh yang lemah
  • Sedang mengonsumsi obat pengencer darah

Secara umum kerokan bisa dianggap sebagai terapi yang aman dilakukan, terutama untuk keluhan ringan, seperti pegal, nyeri otot, dan sakit kepala. Kerokan dipercaya dapat meringankan keluhan pegal, lemas, dan linu pada badan.

Nah pembaca dan kompasianers, ternyata, selama bertahun-tahun saya salah memahami tentang kerokan. Maklum saat itu ilmu yang didapat secara turun temurun tanpa ilmu yang mendukung.  Pemahaman saya hanya berkisar masuk angin saja.

Kondisi saat ini, uang logam untuk kerokan sudah dapat digantikan dengan alat lain yang cara kerjanya sama dengan koin kerokan, bagian luar harus tumpul. Seperti tutup botol bagian luar, sendok plastik. Tidak hanya minyak kelapa, sudah ada minyak khusus kerokan yang sekaligus aroma terapi. Jadi lebih mudah. Kerokan tak masalah.

Kangen kerokan dengan suasana khas pedesaan, bisa dikondisikan di rumah. Alat dan minyak khusus kerokan sediakan, tikar pandan di gelar di tengah rumah, jangan lupa lagu daerah didengarkan biar suasananya dapet gitu. Istri yang melakukannya kepada suami atau anak, bertambah lah berkahnya.

Kalau boleh saya berpendapat lain, kerokan kulit sebagai terapi yang lebih mendekatkan diri dengan orang yang disayangi. Adanya rabaan yang disertai rasa sayang yang tulus berefek menenangkan orang yang sedang sakit sehingga bisa beristirahat sempurna. Minyak bertindak sebagai anti lelah karena gesekan kulit. 

Gundah gulana hilang apalagi cemas. Dilakukan seorang Ibu kepada anaknya atau suaminya yang sakit akan menambah rasa hormat anak dan suami kepada Bunda yang penuh cinta kasih. Anak dan suami pun tenang sehingga mereka akan lekas sembuh. Aamiin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun