Mohon tunggu...
iif rahmat fauzi
iif rahmat fauzi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

abankz iif dari betawi.. nak keenem dari tujuh bsodare.. perawak kurus tapi ati lurus.. tidak tampan cukup idaman.. baik hati nan bependiri.. banyak banyol bukan konyol.. siap statis suka dnamis.. hobi nulis dikit kritis.. lisan diam mnuju faham.....

Selanjutnya

Tutup

Money

Yang Hina Justru Mulia

29 Juli 2010   07:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:30 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam sujud pintaku pada-NYA akan indahnya bunga
Serasi dengan kupu2 cantik yang terbang menemaninya
Apa ternyata yang kudapati atas pintaku pada-NYA
Sepohon kaktus jelek dengan ulat-ulat yang menjijikan tumbuh diatas sebidang kebun yang kupunya

“Apa dosaku hingga KAU abaikan apa yang ku pinta?” gumamku dalam hati penuh prasangka.
Pikirku atas semua “memang siapa diriku terlalu berharap kepada-NYA???”
Terlalu hinakah diriku hingga ALLAH abaikan ku punya asa?
Ku hibur diriku dengan prasangka yang berbeda

Mungkin ALLAH terlalu sibuk mengurusi manusia-manusia yang jelas lebih mulia hingga kini bukan saatnya ku kembali meminta
Tapi mungkinkah ALLAH lupa akan janjinya mengabulkan tiap pinta hamba-hamba-NYA yang berdo’a???

Hingga ku kembali hampiri kebun memastikan itu semua.
Benar saja ALLAH abaikan semua pintaku di dalam do’a

Hingga tiap sudut mataku memandang justru kaktus semakin aneh dengan sebuntil daun yang tumbuh di batangnya dan sebongkah kotoran kecil yang kupikir berasal dari ulat-ulatnya.

“AAAHHH ku benci ini semua!” kesalku tak lagi terjaga

Kubiarkan hari demi hari menertawakan asaku yang tak nyata
Hingga ibuku pun tersenyum tawa mendengar ku cerita penuh kecewa, “ah ibu pun tak sedikitpun merasa iba!!!”

Niatku menghilangkan semua rasa kesal di dada
Ku ambil sebilah tajam pisau tuk habisi si pohon kaktus lengkap dengan kotoran-kotoran ulatnya
Kuhampiri kebunku tuk lampiaskan benci yang menjelma
Namun belum sampai ku tebas semua kaktus yang ada.

SUBHANALLAH, inikah jawab-MU atas pintaku yang telah lama???
Takjubnya diriku melihat kebun penuh dengan bunga, serasi dengan kupu-kupu yang terbang mengitarinya.

ASTAGHFIRULLAHALADZIIIM, lagi-lagi mata dan hatiku buta karena kesal dan kecewa.

Kata-kata ibu pun membuka hatiku dari gelap prasangka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun