Mohon tunggu...
Abanita Kaban
Abanita Kaban Mohon Tunggu... Pembina -

Setiap saat proses pembelajaran, trutama belajar utk memberi diri dengan kasih tulus.. :)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kematiankah yang Dapat Membuatmu Sadar!

16 Februari 2016   16:13 Diperbarui: 16 Februari 2016   16:26 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Sabar mak,,, sabar,,, kita doakan operasi lancar,kak Ani sehat dan bayi sehat, sabar ya mak”, jawab Ana yaitu adik dari Ibu Ani..

Selang beberapa waktu….

Dokter keluar dengan wajah panik dan berkata..”Maaf, mana suami ibu Ani?”. “pak,suaminya masih dijalan menuju medan” jawab Ana.

“Bayi sudah lahir dengan selamat. Namun… (suara dokter tampak ragu) Ibu Ani kondisinya saat ini kritis, mungkin keluarga yang paling dekat bisa masuk untuk memberi doa atau semangat”, ucap dokter.

“saya saja dok, saya ibunya”, jawab nenek dengan segera dan langsung ke dalam ruang operasi bersama dokter.  Nenek didalam selama 5 menit dan keluar lagi dengan wajah yang menangis dan tubuh yang lemas. Keluarga panik dan memeluk nenek tanpa bertanya lagi dan mereka menangis sejadi-jadinya.

Nenek menangis dan tertatih berkata, “Ani,, ani,,, koma”

Hari ketiga tahun baru , 1989. Ibu Ani masih koma di rumah sakit dan keluarga silih berganti datang dan menguatkan. Sang Bayi mungil yang tidak tahu apa-apa merasakan aman di ruang bayi bersama suster dan bayi lainnya, ahhh benarkah ia merasa aman, mungkin saja ia rindu dipeluk, dikecup dan diberikan susu asi bukan susu formula.

Di ruangan 4x5, diisi dengan 1 tempat tidur, 1 sofa dan terbentang tikar untuk keluarga yang menunggu dan berharap agar Ibu ani sadar dan sehat.

“Kita kasih nama Maya ya buat adek, bagaimana Ima?, tanya tante Ana kepada ima.

“Ahh,, terserah kasih apa, karena dia mamak jadi sakit” jawab Ima dengan ketus karena sedih melhat ibunya sakit.

“Loh,,, sebentar lagi mamak sehat Ima, jangan salahkan adek ya. Adek bayi ga tau apa-apa dan dia bukan penyebab sakitnya mamak” jawab tante Ana sambil memeluk Ima dan segera mengusap tetesan air yang mengalir dipipinya. Tante Ana tidak mau Ima melihatnya sedih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun