Mohon tunggu...
Abang Suher
Abang Suher Mohon Tunggu... Penulis - Tulis yang kamu kerjakan, kerjakan yang kamu tulis

Tinggal di Parepare, kota Pendidikan di Sulawesi Selatan, Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Politik

Catatan Hari Sumpah Pemuda; Muda Itu Bukan Soal Usia

28 Oktober 2023   14:45 Diperbarui: 28 Oktober 2023   16:26 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : www.jadethereed.blogspot.com

Tua muda tidak dilihat dari usia secara biologis saja. Tua muda secara ideal dipandang dari cara berpikir dan perilaku. Ada orang muda secara biologis, tapi pikiran-pikirannya masih feodal. Itu tidak bisa disebut orang muda. Sebaliknya, orang ber "usia" tetapi idenya selalu terbarui, berpikir masa depan, dan taat hukum. Sesungguhnya, merekalah "pemuda".

Pandangan di atas, saya konklusi dari pikiran Eep Saifullah Fatah yang disampaikan pada podcast Abraham Samad Speak Up. Suksesor Jokowi -- JK itu, mengkritisi anak-anak Jokowi yang masuk ke arena politik dengan aji mumpung "bapak presiden". Cara-cara meraih kekuasaan dengan aji mumpung adalah perilaku konservatif yang disebutnya "tua banget".

Orang yang baru 2 hari jadi anggota partai politik langsung jadi ketua umum tanpa lawan dan proses demokrasi, Eep menyebutnya sebagai proses yang sangat tua dan konservatif. Tradisi itu hanya dijalankan oleh kekuasaan yang belum mengenal demokrasi. Meski usianya 21 tahun (baca: Kaesang) dan terpilih dengan cara-cara itu, maka tidak otentik lagi disebut orang muda.

Karpet merah yang dibentangkan "MK" untuk Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden tidak bisa disebut memberi kesempatan kepada generasi muda karena melalui proses yang "sangat tua". Memanfaat kekuasaan, proses instan, kolusi, nepotisme dan korupsi menurut penilaian Eep adalah perilaku tua yang tidak sejalan dengan semangat muda.

Muda itu adalah merintis sesuatu dari bawah. Eep mencontohkan Jokowi yang merintis karirnya dari nul. Dari tukang mebel menjadi walikota Solo 2 periode. Periode ke 2, Jokowi terpilih kembali dengan suara 90,1% tanpa mengeluarkan uang yang banyak. Jokowi meraihnya tidak instan, tetapi melalui perjuangan yang panjang. Kalau hal tidak dilakukan, maka Gibran dan Kaesang tidak bisa seperti Jokowi.

Pejuang Indonesia adalah pemuda

Uraian di atas hanyalah contoh redefinisi orang muda dalam tinjauan politik versi Eep Saifullah Fatah. Perspektif tersebut membuka kesadaran kita bahwa menjadi muda tidak perlu dibatasi usia secara biologis. Sekalipun, usia sudah di angka 40 an, kita masih bisa bertahan dan abadi menjadi "muda". Caranya, gunakan pikiran anda.

Dalam sejarah kebangsaan, Indonesia kaya dengan stok anak muda. Tapi sedikit saja yang seperti Kaesang dan Gibran. Kebanyakan anak muda Indonesia adalah pejuang. Bahkan Indonesia dirintis dan didirikan anak muda. Momen-momen bersejarah dilakoni anak muda. Mereka memotori dan penggerak perubahan bangsa dan negara. Era perjuangan, era kemerdekaan hingga era reformasi.

Salah satu sejarah monumental anak muda Indonesia adalah tercetusnya Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928. Gerakan sumpah pemuda ini merupakan etafe penting dalam konsolidasi kebangsaan dalam mempersatukan nusantara dalam satu tanah air, satu bangsa, satu bahasa, yaitu Indonesia. Janji persatuan Indonesia lahir kali pertama dalam Kongres Pemuda ini.  

Pasca gerakan kebangkitan oleh Budi Utomo (organisasi kemudaan) tahun 1908, gerakan sumpah pemuda menjadi simbol persatuan dan perjuangan merebut kemerdekaan. Pemuda-pumuda Jawa, Sumatera bersatu dengan pemuda Sulawesi, Kalimantan Maluku, Nusa Tenggara dari ujung timur hingga barat satu dalam gerakan perjuangan kemerdekaan.

Kepeloporan pemuda tidak sampai di situ. Momen kemerdekaan, pemuda Indonesia tak berhenti bergerak dan berjuang. Dibelakang proklamator RI, Sukarno-Hatta, pemuda Indonesia berbaris tegak. Bukan pelengkap, tetapi menjadi penentu dibacakannya teks proklamasi itu. Peristiwa Rengasdengklok bukti sejarah akseleratif nya pemuda dalam bertindak.

Sejarah tak berhenti. Pemuda tetap jadi pejuang dan pendobrak. Dua rezim penguasa Indonesia, yaitu Orde Baru dibawah kepemimpinan Sukarno dan Orde Baru dibawah kepemimpinan Suharto berakhir dan tumbang atas kepeloporan pemuda Indonesia. Pemuda tak pernah tinggal diam jika ada yang berani merongrong dan mengganggu Indonesia. Sekalipun terhadap penguasa yang berlaku dzalim dan tiran.

Pemuda pejuang Indonesia cukup banyak dalam catatan sejarah. Hampir semua tokoh pemimpin bangsa lahir dari pergerakan dan perjuangan pada masa mudanya. Sukarno, Hatta, Hasyim Asy'ari, Muhammad Dahlan, Muhammad Yamin, Natsir, Syahrir adalah deretan nama-nama tokoh Indonesia yang memiliki sepak terjang perjuangan sejak masih muda.

Mereka jadi pemimpin bangsa melalui proses yang panjang dan tidak dengan cara-cara instan atau jalan pintas. Pemuda dalam meraih kepemimpinan harus melalui proses perjuangan panjang. Bercontohlah kepada Megawati Sukarno Putri, meski anak presiden tetapi perjalanannya menuju kepemimpinan nasional tidak mudah, melalui jalan berliku, penuh pengorbanan dan air mata.

Selamat Hari Sumpah Pemuda. Jadilah muda, bukan karena usia tapi karena ide dan perilaku meski rambut mulai memutih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun