Mohon tunggu...
Abang Rahino S.
Abang Rahino S. Mohon Tunggu... Freelancer - Pembuat film dokumenter dan penulis artikel features

A documentary film maker & feature writer

Selanjutnya

Tutup

Politik

Revolusi Budaya, Akuntabilitas, dan Tipikor

6 September 2016   08:45 Diperbarui: 6 September 2016   08:56 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam batas-batas tertentu budaya itu betul. Tetapi ucapan terimaksih demikian tidak etis dan tidak elok jika dikaitkan dengan diterimanya seseorang di pekerjaan. Seleksi penerimaan pekerja seharusnya dilakukan secara profesional. Dalam seleksi profesional semacam ini, satu-satunya pihak yang layak diucapi terimakasih dalam konteks ini adalah sistem rekrutmen yang profesional, transparan, dan bersih dari praktik KKN. Bukan Kepala BKD (Badan Kepegawaian Daerah), bukan Kepala DInas, bukan Menteri PAN dan RB yang diucapi terimakasih dan diberi hadiah barang dan uang. Bukan orang, tetapi sistem yang profesional-lah yang harus diucapi terimakasih.

JIka bangsa Indonesia mengimpikan berkurangna kasus tipikor di negeri ini, bangsa ini memang harus menjalankan revolusi budaya, bukan sekedar revolusi mental. Apalagi jika revolusi mental dilahirkan sekedar jargon politik di masa kampanye pilpres. Karena fakta saat ini membuktikan pemerintah sedang mengusulkan dihapuskannya hukuman kurungan bagi koruptor sebagaimana diwacananakan oleh Luhut Panjaitan belum lama ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun