Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jangan Tangisi Bakhmut, Simbol Perlawanan Terancam Jatuh ke Tangan Rusia

17 Mei 2023   02:15 Diperbarui: 17 Mei 2023   08:36 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kota Bakhmut (Provinsi Donetsk, Ukraina) sesungguhnya biasa-biasa saja dalam beberapa hal. Luasnya cuma 46 km persegi saja atau sedikit lebih besar dari luas kota Yogyakarta. Namun jika dibandingkan dengan Jakarta kira-kira 1/14 dari luas Jakarta.

Dari sisi jumlah penduduk juga biasa-biasa saja. Sebelum perang dimulai pada 24 Februari 2022, jumlah penduduknya tidak sampai 73.000-an jiwa. Kini yang masih bertahan di puing-puing reruntuhan bangunan dan perlindungan bawah tanah tidak sampai 10%.

Meskipun etnis Ukraina mendominasi populasi (69%) dan Rusia (27%) namun bahasa dominan di kota itu justru bahasa Rusia (62%) dan bahasa Ukraina 35% (sebelum perang).

Dari sisi jumlah populasi, luas wilayah, potensi ekonomi, industri wisata, Bakhmutsk nyaris biasa-biasa saja. 

Dalam urusan pendidikan hanya ada 20 sekolah dan 29 Taman Kanak-kanak sebelum pecah perang.

Meski biasa-biasa saja, kota ranking ke 52 terluas di Ukraina yang memiliki suhu rata-rata 14 derajat celsius sepanjang tahun itu sangatlah eksotik bagi Rusia.

Nama kota Bakhmut pertama sekali diperkenalkan pada tahun 1571 oleh Ivan "the Terrible' atau  Ivan IV Valsiyevich (Tsar pertama Rusia). Kota itu telah silih berganti nama antara Bakhmut dengan Artemovsk beberapa kali.

  • Antara tahun 1571 hingga 1924 disebut "Bakhmut"
  • 1924 - 1941 "Artemovsk," sebutan orang Rusia
  • 1942 - 1943 "Bakhmut," sebutan orang Ukraina  
  • 1943 - `2016` "Artemovsk"
  • 2016 - sekarang "Bakhmut

Terkait perang Ukraina, Bahkmut sangatlah eksotik bagi Rusia karena dari kota itu menjadi "batu loncatan" guna menguasai dua kota besar terdekat lainnya yaitu Slovyansk dan Krematorsk.

Jika mampu menguasai Bakhmut dan sekitarnya berarti melengkapi seluruh penguasaan provinsi Dotensk. Target tersebut termasuk satu dari sejumlah alasan mengapa Rusia sangat terpikat pada Bakhmut.

Di sisi lain Ukraina berusaha mempertahankan mati-matian kota itu dengan menyediakan petempur dalam jumlah berlimpah. Puluhan ribu pasukan Ukraina, milisi dan legiun asing bercokol di sana menjadi tantangan serius Rusia.

Tantangan, karena jumlah besar pasukan Ukraina di Bakhmut menjadi ancaman terhadap teritorial provinsi Luhansk yang berbatasan hanya sejauh 28 km dari Bakhmut.

Rusia tertantang untuk membunuh sebanyak-banyak petempur Ukraina sekaligus menghancurkan sebanyak mungkin peralatan tempur Ukraina di Bakhmut.

Bakhmut adalah simbol perlawanan Ukraina. Totalitas pasukan dan peralatan tempur berlimpah di sana adalah bukti betapa kota ini sangat berharga bagi Ukraina. Menurut analisa Rusia, mengalahkan Ukraina di Bakhmut adalah simbol kehancuran Ukraina. Ini adalah tantangan sekaligus target yang harus dicapai Rusia.

Meskipun perang Ukraina dimulai pada 24 Februari 2022 namun serangan artileri Rusia terhadap kota itu baru terjadi pada 17 Mei 2022. Sedangkan ofensif ke kota Bakmut baru benar-benar dimulai sejak 1 Agustus 2022.

Jika mengacu pada tolak ukur 1 Agustus 2022 maka perang di kota Bakhmut telah terjadi selama 9,5 bulan atau 9 bulan 2 minggu.

Selama masa itu dunia telah dihadirkan dengan berbagai macam atraksi saling bunuh di kota Bakhmut antara Rusia dan Ukraina yang dibantu sejumlah legiun asing (International Legion) setidaknya dari 52 negara. (Sumber ini).

Kita dipertontonkan aksi saling bunuh secara masal menggunakan teknologi aneka jenis persenjataan hingga taktik saling sergap dan penyusupan dari parit ke parit perlindungan (Trench) satu lawan satu atau lebih.

Dunia disajikan oleh taktik pengepugan secara terukur, sistimatik dan masif oleh para petempur berani mati 100%. Selain itu dunia juga mendapat pengetahuan tentang pentingnya koordinasi antara operator dron dengan penembak berbagai jenis dan tipe artileri sesuai tingkat kebutuhan.

Perang paling berdarah di jaman modern ini di kota Bakhmut diakui pengamat perang sebagai perang paling banyak menelan korban jiwa dan kehancuran peralatan tempur setiap hari. 

Di hamparan medan berlumpur ribuan kendaraan dan peralatan tempur hancur tak berbentuk. 

Di dalam parit perlindungan dan dataran berlumpur yang menggigil memperlihatkan mayat-mayat petempur berserakan di mana-mana. 

Tidak ada perang yang mudah, tapi perang Ukraina ini sangat berat. Itu sebabnya ada yang menyebutnya sebagai "Meat Grinder" untuk melukiskan betapa sadisnya perang Ukraina terutama di kota Vulehdar, Marinka, Adivka dan Bakhmut serta hutan Kreminna.

Terlepas dari jumlah korban Rusia dan Ukraina di kota Bakhmut dan sekitarnya dalam kurun waktu 9 bulan 2 minggu terakhir faktanya adalah Kota Bakhmut yang eksotis di mata Rusia hampir dapat dikatakan akan jatuh sepenuhnya ke tangan Rusia.

Hingga saat artikel ini dibuat pada 17 Mei 2022 pasukan Rusia yang didominasi pasukan bayaran (PMC) Wagner telah menguasai 95-96% kota Bakhmut. 

Wilayah yang masih diuasai pasukan Ukraina hanya beberapa blok sepanjang 2,5 km dengan lebar 850 meter di kawasan barat kota Bakhmut. Secara teori, jika tidak ada perubahan yang bersifat ajaib, dalam seminggu ini seluruh kota Bakhmut bisa jatuh ke tangan Rusia.

Jika itu terjadi dapat dipastikan Bakhmut akan resmi berganti nama kembali menjadi Artemovsk. 

Posisi pasukan Ukraina (panah biru) di pinggiran kota Bakhmut dan ofensif Rusia (panah merah) per 16 Mei 2023. Sumber @Suriyakmaps
Posisi pasukan Ukraina (panah biru) di pinggiran kota Bakhmut dan ofensif Rusia (panah merah) per 16 Mei 2023. Sumber @Suriyakmaps

Jangan tangisi jatuhnya Bakhmut karena pasukan Ukraina telah berusaha sekuat tenaga mempertahankan Bakhmut dengan segala risiko dan biaya.

Sebaliknya dengan seluruh pengorbanannya Rusia boleh jumawa memperoleh pencapaian ini. Namun tantangan Rusia akan semakin besar seiring dengan semakin luas area (wilayah) Ukraina yang dikuasai. Selain memerlukan jumlah pasukan yang cukup untuk "pembersihan" area yang direbut juga memerlukan petempur segar untuk ofensif ke berbagai fron di kawasan baru.

Siapapun yang kalah atau menang dari pertempuran paling gila pada abad ke 21 ini tetaplah menanggung kerugian di berbagai bidang.

Oleh karenanya sebaiknya solusi diplomasi damai segera diakukan, sebelum eskalasi meningkat ke perang nuklir antara Rusia dan Barat, di mana yang kalah jadi debu dan yang menang jadi arang.

Salam Kompasiana

abanggeutanyo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun