Tidak ada perang yang mudah, tapi perang Ukraina ini sangat berat. Itu sebabnya ada yang menyebutnya sebagai "Meat Grinder" untuk melukiskan betapa sadisnya perang Ukraina terutama di kota Vulehdar, Marinka, Adivka dan Bakhmut serta hutan Kreminna.
Terlepas dari jumlah korban Rusia dan Ukraina di kota Bakhmut dan sekitarnya dalam kurun waktu 9 bulan 2 minggu terakhir faktanya adalah Kota Bakhmut yang eksotis di mata Rusia hampir dapat dikatakan akan jatuh sepenuhnya ke tangan Rusia.
Hingga saat artikel ini dibuat pada 17 Mei 2022 pasukan Rusia yang didominasi pasukan bayaran (PMC) Wagner telah menguasai 95-96% kota Bakhmut.
Wilayah yang masih diuasai pasukan Ukraina hanya beberapa blok sepanjang 2,5 km dengan lebar 850 meter di kawasan barat kota Bakhmut. Secara teori, jika tidak ada perubahan yang bersifat ajaib, dalam seminggu ini seluruh kota Bakhmut bisa jatuh ke tangan Rusia.
Jika itu terjadi dapat dipastikan Bakhmut akan resmi berganti nama kembali menjadi Artemovsk.
Jangan tangisi jatuhnya Bakhmut karena pasukan Ukraina telah berusaha sekuat tenaga mempertahankan Bakhmut dengan segala risiko dan biaya.
Sebaliknya dengan seluruh pengorbanannya Rusia boleh jumawa memperoleh pencapaian ini. Namun tantangan Rusia akan semakin besar seiring dengan semakin luas area (wilayah) Ukraina yang dikuasai. Selain memerlukan jumlah pasukan yang cukup untuk "pembersihan" area yang direbut juga memerlukan petempur segar untuk ofensif ke berbagai fron di kawasan baru.
Siapapun yang kalah atau menang dari pertempuran paling gila pada abad ke 21 ini tetaplah menanggung kerugian di berbagai bidang.
Oleh karenanya sebaiknya solusi diplomasi damai segera diakukan, sebelum eskalasi meningkat ke perang nuklir antara Rusia dan Barat, di mana yang kalah jadi debu dan yang menang jadi arang.
Salam Kompasiana