Tantangan terbesar Indonesia adalah bagaimana menghadirkan seluruh anggota dan terlibat dalam working group dan terlibat secara interaktif guna membangun kembali ekonomi dunia terutama G20.
Tantangan itu semakin menggetarkan ketika AS dan UE terang-terangan berseberangan dengan Rusia dalam segala bidang termasuk berusaha menghancurkan perekonomian dan keuangan Rusia terkait perang dengan Ukraina.
Dalam kondisi seperti ini pertemuan G20 di Bali semakin terasa getarannya ketika AS, Inggris dan Prancis telah memperingatkan bahwa negara mereka TIDAK akan hadir dalam pertemuan G20 Bali jika Rusia hadir di dalamnya.
Dalam pertemuan G20 tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral di Washington dua hari lalu, Menkeu AS, Janet Yallen berkata akan menghindari pertemuan dengan utusan Rusia dalam pembahasan tentang Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional.
Menkeu Inggris, Rishi Sunak memastikan tidak akan menghadiri sesi tertentu G20 yang melibatkan utusan Rusia.
Sementara itu seorang pejabat teras dari Kementerian Keuangan Perancis memberi signal lebih awal bahwa seluruh rekan G7 akan meninggalkan atau keluar dari pertemuan begitu utusan Rusia berbicara nanti. Sumber : VOI.
Walkout-nya sejumlah negara barat telah diperlihat pada berbagai agenda pertemuan tingkat dunia terutama dalam pertemuan tingkat Menkeu dan di dalam sidang PBB ketika utusan Rusia berbicara di sana.
Menanggapi potensi berkurangnya kualitas KTT G20 nanti, juru bicara Kemenlu Indonesia, Teuku Faizasyah berkata "Sebagai Presidensi sudah jadi tugas RI memastikan program kerja dan agenda pembahasan G20 berjalan sesuai harapan."
Dari statemen tersebut secara eksplisit memperlihatkan posisi Indonesia akan bertugas maksimal menyiapkan program dan agenda berjalan sesuai harapan. Segala persiapan termasuk konfirmasi-konfirmasi negara peserta untuk terlibat sesi tertentu pasti telah dillakukan.
Semua negara peserta bahkan dunia akan dapat memahami situasi dan kondisi yang dihadapi Indonesia sebagai tuan rumah sangat sulit dalam situasi ketegangan Rusia melawan negara barat.
Namun pemahaman atau toleransi G20 itu akan berkurang nilainya jika Indonesia lengah dalam bidang menjaga keamanan anggota peserta terutama utusan Rusia. Kelengahan itu justru dapat membahayakan posisi Indonesia.