Tidak tertahankan lagi, kota itu dipastikan jatuh sepenuhnya ke tangan Rusia. Sebuah media berita online menuliskan judul "Russian force enter central Maiupol." Mimpi buruk Ukraina jadi kenyataan. (Sumber: NPR)
Ketika pasukan Rusia melakukan pembersihan di beberapa lokasi ditemukan simbol-simbol berupa pamflet, buku, stiker dan spanduk serta gambar-gambar lambang swastika Nazi dan foto Adolf Hitler.
Sementara itu jumlah pasukan Rusia yang tewas di berbagai front dekat ibu kota Kiev hingga Kherson dan Mykolaiv diduga sangat banyak.
Deputi Perdana Menteri Ukraina, Irina Vereshchuk mengatakan pasukan Rusia yang tewas sudah melebihi 14 ribu. Angka itu diyakini fantastis dan berlebihan bahkan menurut versi intelijen AS.
Seberapapun jumlahnya dalam versi Ukraina, faktanya Rusia seperti tidak takut kerugian, merengsek terus dari arah utara, timur, timur laut dan tenggara Ukraina.
Seakan memberi tanda kepada warga yang ingin mengungsi, arah yang aman adalah ke barat laut, barat dan barat daya dan tentu saja bagian tengah dekat ke barat Ukraina.
Kemungkinan besar kawasan-kawasan itu tidak akan disentuh Rusia meskipun perang berdarah-darah akan berlanjut jika upaya perdamaian gagal.
Menurunkan pemerintahan pro Nazi dan NATO yang provokatif, menguasai sisi timur perbatasan kedua negara dan memperlebar wilayah DPR/LPR, mengaliri kanal-kanal Krimea dengan air sungai Dnipro, menguasai kota Mariupol adalah beberapa tujuan utama Rusia. Jika tercapai itu merupakan simbol kemenangan bagi Rusia.
Jika Rusia dapat menguasai kawasan lainnya bisa digunakan sebagai bargaining dalam negosiasi pembicaraan damai dengan Ukraina.
Begitu juga Demilitarisation dan Denazification terhadap pasukan Ukraina jadi semacam "big bonus," dapat dijadikan alat bargaining dalam negosiasi perdamaian.
Rusia semakin ganas menguasai target yang akan diduki hingga orang-orang Rusia di kawasan-kawasan tertentu di Ukraina dapat terhubung dengan bebas satu sama lain.