Sistem misil utama udara ke udara yang dibawa oleh Rafale juga lebih mumpuni, misilnya mampu mencapai target sejauh 50 km sementara J-20 hanya separohnya saja.
Namun dalam hal konsumsi bahan bakar J-20 tergolong efisien. Dalam kondisi "anyar" mampu menembus 0,76 km (tidak sampai 1 km) menghabiskan 1 liter bahan bakar. Sementara Rafale0,70 km dan lebih mengerikan lagi F-15 cuma mampu melesat 0,45 km per liter dalam kondisi mesin anyer.
Bobot yang lebih ringan dimiliki J-20 memungkinkan performa mesin bekerja efisien sehingga konsumsi bahan bakar pun relatif lebih efisien.
Akibatnya, dalam radius atau jarak yang sama, ketergantungan J-20 pada pesawat tanker udara lebih kecil dibanding Rafale dan F-15.
Paling menarik di balik semua adalah soal harga. J-20 dipastikan lebih murah dibandingkan Rafale dan F-15.
Pada akhirnya semua kelebihan dan kekurangan di atas tertuju pada probabilitas dogfight ke tiga jenis pesawat tersebut. Berdasarkan tabel di atas dogfight rating dimenangkan oleh Rafale dengan tingkat rating 76% diikuti F-15 EX : 64% dan J-20 : 58%.
Artinya, tidak keliru TNI AU memilih Rafale meskipun ada beberapa sisi disebutkan di atas terutama dalam hal konsumsi bahan bakar yang akan semakin menguras kantong anggaran Kemenhan seiring dengan bertambahnya usia Rafale dan F-15.
Menurut informasi 6 unit Rafale telah bersiap "melanglang" di angkasa Indonesia sementara sisanya akan dikirim bertahap hingga 2024.
Sementara itu tipe F-15 EX (kontraknya belum dibuat) adalah F-15 EX Eagle II, yang akan dikirim mulai 2027. Sumber : aviaciononline.
Hadirnya alutsista udara berkekuatan 2-3 skuadron pesawat tempur lebih segar dan mumpuni kini bukan lagi sekadar impian meskipun harus menunggu komplit hingga beberapa tahun ke depan.
Namun di balik semua itu yang terpenting diingat adalah :
- Pengawal teritorial RI mesti lebih berani dan tegas mengawal teritorial dari Sabang sampai Merauke, dari Mentawai hingga Miangas dan Natuna utara
- Memastikan perawatann pesawat-pesawat baru tersebut sesuai standard meskipun paket kerjasama juga meliputi kerjasama perawatan dan peralatannya
- Anggaran operasional untuk bahan bahan bakar, suku cadang dan perawatan akan merogoh kocek Kemenhan lebih dalam
- Tidak terjadi korupsi di balik perjanjian kontrak, pengadaan dan kerjasama pemeliharaan dan suku cadang