Ketika Idham Azis menjabat dia meneruskan program khusus yang digelontorkan pendahulunya (Tito Karnavian) "Promoter," akronim dari Profesional, Modern dan Terpercaya.
Dengan segala keterbatasan atau dengan beberapa ketidakpuasan Polisi memang dibentuk sedemikain rupa agar bisa tampil Profesioanl di bidangnya, menggunakan peralatan dan sistem modern serta Terperya dalam bidang informasi dan kepercayaan masyarakat.
Terlepas dari apakah slogan tersebut terlaksana seluruhnya, separo atau seberapapun faktanya slogan itu mudah dipahami oleh masyarakat setidaknya oleh warga pemerhati kepolisian.
Menjelang Aziz meninggalkan tampuk kekuasaan POLRI-1, Sigit Prabowo (calon Kapolri saat itu) dalam dengar pendapat dengan Komisi III DPR RI pada 20 Januari 2021 disanalah Sigit memperkenalkan program khususnya bertitel "Presisi" akronim dari "Prediktif, Responsibility (bertanggung jawab) dan Tansparansi Berkeadilan."
Terlalu dini menilai slogan program Presisi itu tidak populer apalagi mengatakannya gagal karena masa jabatan Kapolri Sigit baru "seumur jagung" sehingga tidak tepat memberi nilai sebelum mengikuti tantangan atau ujian
Selain itu program "Prediktif" dan "Bertanggung jawab dan Adil" adalah kebutuhan saat ini ditengah semakin kompleksnya keluhan masyarakat ditengah beberapa oknum Polisi dan lembaga atau unit yang dipimpinnya justru kontradiktif dengan profesinya sebagai Polisi
Meski demikian jargon atau slogan pada program Presisi kali ini dapat dikatakan rumit, baik dalam memahaminya apalagi mewujudkan transparansi berkeadilan tersebut.
Sulit dipahami karena mengandung singkatan campur baru. Meskipun dalam akronim memboleh membuat akronim seperti itu tapi karakter yang diambil di awal kata, ditengah kata bahkan diakhir sebuah frasa untuk akronim sangat berat.
Sulit diwujudkan terutama mengenai Transparansi Berkeadilan. Program ini tampaknya memang sangat sulit dicapai bahkan pada sebuah kerajaan yang memiliki Polisi dengan tingkat peralatan dan sistem modern sekalipun tidak berani mencetus program bombastis ini.
Beberapa Kapolri telah menerapkan mekanisme Reward and Punishment untuk mewujudkan program. Jika kini Kapolri Sigit menerapkan sepenuhnya maka program Presisi tersebut akan tersimpan sebagai retorika saja.