Kini dunia kembali dihebohkan dengan varian baru dari penyakit Covid-19. Dalam daftar penelitian World Health Organization (WHO) jenis ini diberi lebel garis keturunan (Lineage) B.1.1.529.1. Kita menyebutnya Omicron.
Meskipun beberapa ahli di Eropa menyebutnya varian Stealth namun ahli WHO mengelompokkan jenis ini dalam kelompok variant of concern (VOC) varian sangat serius.
Sebagaimana diketahui peneliti WHO mengelompokkan 41 varian SARS-Cov 2 dalam 4 kelompok besar "garis keturunan" yaitu :
- Variant of Concern (VOC). Termasuk di sini keturunan Alpha, Beta, Gamma, Delta dan Omicron adalah varian-varian sangat serius
- Variant of Interst (VOI) Termasuk di sini adalah keturunan Lambda dan Mu
- Variant Under Monitoring (VUM). Ada 7 jenis masih dalam pengawasan penelitian ahli
- Variant Formerly Monitored (VFM). Ada 15 jenis varian yang sebelumnya telah terpantau di sejumlah negara sejak tahun 2021 ini.
Ketika manusia di seluruh planet ini hampir "bertekuk lutut" seluruhnya bersedia divaksin dosis pertama dan dosis ke dua agar terbebas dari covid-19, Omicron hadir menebar teror hampir mirip dengan pendahulunya (Covid-19).
Manusia kini telah lebih siap karena telah banyak belajar tentang protokol kesehatan bagaimana mencegahnya atau setidaknya menjaga kesehatan dan lingkungannya.
Lebih sigap karena Omicron hadir ketika manusia tesedang menyiapkan serum atau anti-nya meskipun dalam bentuk vaksin yang juga digunakan untuk Covid-19.
Pfizer mengakui, booster shot atau suntikan boster mereka dapat menangkal serangan Omicron. Sumber : Washington Post edisi 8 Desember 2021.
Namun kini manusia telah menyiapkan beberapa vaksin khusus untuk menghadapi Omicron.
Pfizer-BioNtech dan Moderna serta J&J sedang menyelesaikan uji klinis tahap 1 dan 2 untuk produk anyer mereka untuk menyerang Omicron. Namun demikian mereka mengklaim dosis ke tiga produk mereka akan mengalahkan Omicron dengan syarat atau kondisi tertentu.
Selain itu kabarnya Sinovac juga sedang melakukan uji klinis terhadap produk barunya yang masih dirahasikan perkembangannya.
Tetapi perkembangan lebih menjanjikan dilakukan oleh Takis Biotech dan Rottapharm Biotech, dua perusahaan farmasi Italia.
Luigi Aurisicchio, CEO, direktur ilmiah Takis Biotech berkata perusahaan mereka akan segera menghasilkan produk tersebut "beberapa jam lagi," menggambarkan optimisme mereka.
“This is why we’re moving as fast as possible to adapt our vaccine against this variant. Thanks to what we’ve learned since the beginning of the pandemic, we designed the COVID-eVax vaccine — the omicron version — in a few hours,” katanya. Sumber : ArabdNews edisi 29 Nopember 2021.
Sejak Maret 2021 mereka telah melakukan uji klinis terakhir guna diakui WHO untuk menghasilkan vaksin anti-omicron yang diberi nama Covid-eVax dan mABCo19.
Dengan demikian untuk mengatasi Omicron saat ini manusia dihadapkan pada 3 cara, yaitu :
- Dosis vaksin Booster
- Dosis vaksin ke 3
- Dosis anti Omicron (menunggu validasi WHO).
Jadi apa bedanya antara vaksin ke 3 dengan vaksin booster dan vaksin anti-Omicron?
Dosis Vaksin Booster
Kini warga dunia sudah banyak mendapatkan 2 dosis vaksin COVID-19. Perlu diketahui, setelah beberapa waktu vaksin itu tidak kuat lagi. Untuk memastikan orang tetap kuat bisa mendapatkan dosis penguat. Jadi, dosis booster berarti dosis tambahan di atas dosis yang sudah dimiliki.
Dosis Vaksin ke 3
Beberapa orang memiliki sistem kekebalam yang lemah karena mereka sedang sakit atau sedang menghadapi masalah kesehatan. Dalam kondisi ini berarti tubuh mereka tidak bisa melawan penyakit yang masuk dengan cara yang sama seperti pada orang sehat lainnya.
Orang dalam kondisi seperti itu disebut "kelainan imun" atau Immundocompromised. Mereka dalam kondisi seperti inilah yang seharusnya mendapatkan dosis ke 3 vaksin Covid-19.
Dosis Vaksin anti-Omicron
Kini beberapa perusahaan sedang menciptakan vaksin khusus anti-Omicron. Sebagaimana disebutkan di atas, Takis Biotech sedang dalam proses validasi, sementara Pfizer, Moderna dan Sinovac (mungkin lainnya) mengatakan sedang melakukan uji klinis.
Good bye vaksin konvensional
Covid-19 mungkin akan tinggal kenangan, sayangnya digantikan oleh Omicron. Sebelum meninggalkan kenangan, sejumlah merek vaksin covid-19 yang katanya -boster vaksinnya- bisa menangkal Omicron dapat menimbulkan pertanyaan serius, yaitu :
- Jika sudah 2 kali vaksinasi dan sudah mendapatkan booster vaksin (dari vaksin buatan barat ) apakah dijamin dapat menangkal varian Omicron?
- Jika sudah vaksin 2 kali (misal vaksin buatan China atau Rusia) apakah boleh booster vaksin ke tiganya dengan vaksin buatan barat?
Khusus pertanyaan urutan dua di atas, jika jawabannya "boleh" nantinya mungkin menimbulkan kebingungan imunitas dalam tubuh manusia yang menggunakan vaksin campuran, mengingat bahan dasar (basis) dan cara pembuatannya berbeda.
Sebagaimana diketahui bahan dasar dan cara kerja vaksin berbeda-beda, yaitu :
- Sinovac dan Sinopharm berbasis inactive virus
- Gamaleya (Sputnik V) dan AstraZeneca berbasis viral vector
- Moderna dan Pfizer berbasis RNA
- Beberapa vaksin buatan negara lain seperti Italia berbasis DNA
Para ahli diharapkan membahas pertanyaan atau keraguan tersebut untuk memberi kesejukan dan penerang untuk masyarakat.
Keraguan lebih lanjut adalah bagaimana "nasib" orang-orang yang telah mendapat vaksin buatan China lantas tidak diakui oleh barat sehingga mereka harus vaksin ulang? Artinya mereka terpaksa menghadapi vaksin campuran baik untuk boster maupun vaksin ke tiga yang berbeda cara kerja dan bahan dasarnya?
Serangan Omicron pertama sekali terdeteksi di Afrika Selatan pada 24 Nopember 2021. Kemudian pada 26 Nopember 2021, WHO memastikan varian Omicron masuk dalam daftar variant of concern (VOC atau varian yang tergolong sangat serius.
Oleh karenanya hadirnya vaksin khusus anti-Omicron juga persoalan sangat serius, mungkin lebih obyektif dan netral. Masalahnya itu musti menunggu dan menunggu setidaknya beberapa saat, sementara korban terinveksi dan korban jiwa terus bertambah berjatuhan.
Korban akibat penggunaan dosis campuran mungkin kesannya terlalu dramatis jika diikut sertakan di sini, tapi itu musti diperhitungkan karena efeknya baru terlihat beberapa bulan ke depan
Jika vaksin khusus anti-Omicron sudah hadir "menghiasi" planet bumi ini maka 8 merek vaksin konvensional yang telah mendapat approval WHO untuk Covid-19 mungkin terancam akan tinggal kenangan.
Jika itu terjadi, kepada siapa vaksin konvensioanl itu akan dikirim?
Dengan propaganda dan alasan apapun vaksin kadaluarsa dan tidak sesuai dengan perkembangan jaman tidak boleh digunakan, manusia bukan obyek eksperimen berbahaya.
Dengan mengetahui ketiga kegunaan vaksin di atas setidaknya dapat menjadi pembanding, vaksin apakah yang perlu manusia gunakan guna mengatasi Omicron yang kabarnya bikin bulu kuduk mulai merinding.
abanggeutanyo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H