Masuknya imigran dan tenaga kerja asing secara ilegal ke Indonesia telah sering terjadi dan itu terjadi secara massif dan sistematis.
Menghadapi potensi ujian tersebut bisa jadi Andika Perkasa menyampaikan ekspresi berupa pernyataan panas, membuncah di tengah situasi sedang panas.
Suatu saat TNI terpaksa menerapkan langkah tegas terhadap tiga potensi ujian di atas.
Abdul Kharis Almasyhari dari komisi I DPR RI mengakui Andika Perkasa dekat dengan AS. Dia berkata, "sang Jenderal merupakan didikan AS."
Menurutnya didikan itu sangat krusial terutama jika dikaitkan dengan peta konflik Indonesia dengan China di LCS dan Laut Natuna Utara.
Walaupun menyandang nama "Perkasa" Panglima TNI bukanlah "Superman" yang bisa menangani sendiri lawan-lawan atau musuh negara. Panglima TNI butuh koordinasi, korelasi dan kerjasama dengan pihak terkait sebelum mengambil tindakan.
Andika Perkasa juga manusia biasa yang mempunyai persepsi tersendiri dan kata hati dalam melihat sesuatu.
Ketika ikut panas menanggapi tekanan pejabat militer China bak gayung bersambut letupan itu akan digoreng sedemikian rupa oleh media dalam dan luar negeri sebagai pernyataan resmi TNI melawan militer China.
Situasi panas akan dimanfaatkan oleh Paman Sam, berjanji memberi dukungan dan sokongan moral bahkan secara terbuka akan membantu Indonesia jika terlibat perang dalam skala apapun dengan Tiongkok.
Selanjutnya pasti sudah dapat ditebak jalannya cerita. Perang sungguhan tidak akan terjadi, namun sejumlah insiden klasik bakal terulang lagi.
Di laut, Natuna utara atau di LCS terjadi insiden dorong-dorongan atau senggolan kapal perang dengan kapal patroli.