Jenderal Andika Perkasa menjabat Panglima TNI dalam kondisi ketegangan AS-China semakin mermbuncah. Menjadi analisa yang menarik, bagaimana panglima TNI menghadapi reaksi China menyikapi kedekatan TNI ke AS (barat).
Mengingat khubungan Andika Perkasa dengan AS (barat) sangat dekat mungkin bisa menjadi isyarat bahwa trend kerjasama militer Indonesia dengan AS/barat ke depan akan lebih mesra ketimbang dengan China.
Dampaknya pasti akan menimbulkan pertanyaan besar militer Tiongkok pada TNI. Pejabat China mungkin akan melakukan tekanan dalam berbagai bidang, termasuk diplomatik (politik), ekonomi, perdagangan, keuangan bahkan secara militer melalui terjadinya insiden-insiden klasik di beberapa tempat.
Insiden-insiden tersebut mungkin saja "ujian" bagi Jenderal Andika Perkasa untuk beberapa tahun ke depan, antara lain adalah :
- Menghadapi klaim Tiongkok di perairan Natuna Utara dalam peta Nine Dash Line di Laut China Selatan (LCS).
- Menghadapi pemberlakuan zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) Laut China Timur atau The East China Sea Air Defense Identification Zone
- Menghadapi gelombang imigran gelap dan TKA Ilegal asal China
Terkait klaim di perairan Natuna utara dan LCS
Persoalan ketegangan di perairan Natuna bukan berita baru. Cepat atau lambat pergesekan langsung dan serius antara TNI AL dan kapal perang China pasti akan terjadi di sana.
Terkait ADIZ di Laut China Timur
Pada 23 Nopember 2013 Tiongkok melakukan klaim berhak mendapatkan laporan atas penerbangan yang melintasi ADIZ di atas Laut Cina Timur. China dapat melakukan langkah langkah IFF (Identification of Friend or Foe) dan VID (Visual identification), memungkinkan mengambil tindakan militer atas obyek yang dianggap musuh/foe.
Menlu Marty Natalegawa pernah menolak keras klaim tersebut ketika itu. Meskipun Indonesia berada jauh dari kawasan ADIZ Tiongkok, jika terjadi kekacauan di kawasan Pasifik dan Asia Timur hingga Asia Tenggara mau tidak mau Indonesia terpaksa harus memilih pada siapa berpihak.
Terkait arus imigran gelap dan tenaga kerja ilegal asal China