Kritikan dan lunturnya kepercayaan menandakan masyarakat senantiasa merindukan Polisi yang mampu memberi perlindungan keamanan pada warga, patuh pada UUD 1945, mengutamakan kepentingan masyarakat dari pada kepentingan pribadi.
Masyarakat memerlukan kehadiran Polisi dalam memberantas aneka kejahatan kriminal dan pelanggaran hukum serta mencegah pelanggaran hukum.
Warga merindukan Polisi Lalu Lintas (Polantas) hadir di persimpangan jalan mengatur alur lalu lintas, memperkenalkan aturan dan rambu-rambu. Mengurai kemacetan dan menertibkan pelanggar lalu lintas dalam berbagai jenis dan tingkatan.
Warga memerlukan layanan Polisi dengan teknologi tinggi agar praktis, cepat dan transparan dalam membuat SIM, pelanggaran lalu lintas, program hologram, tanda nomor kendaraan dan lain-lain.
Namun yang tidak kalah penting warga juga memerlukan Polisi hadir dimanapun menjaga ketertiban, keamanan dan memberi layanan publik secara simultan di berbagai sudut jalan dan persimpangan hingga ke pinggir jalan kota.
Secara keseluruhan Polisi musti berbenah. Suka tidak suka dengan kritik, Polisi wajib utamakan pelayanan masyarakat.
Polisi juga manusia. Motivasi dan komitmen bisa turun naik seperti tegangan listrik. Di kala semangat mulai luntur, tanggung jawab kepada warga mulai kendur maka upayakan menghayati satu demi satu butir sumpah dan janji.
Menghayati sumpah dan janji mungkin dapat mencegah dari pikiran yang aneh-aneh. Sebaliknya, mungkin juga dapat menjaga semangat agar tetap menjadi Polisi sejati.
Banyak orang menyindir dan skeptis, katanya kini susah menemukan Polisi sejati, kecuali Polisi tidur.
Faktanya sesuai penjelasan di atas masih banyak Polisi yang sejati. Jika tidak demikian pastilah negara ini telah berlaku hukum atau pengadilan rimba, pengadilan jalanan dan sejenis itu.
abanggeutanyo