Sebetulnya rencana itu bukan hal baru karena Iganasius Jonan Menteri ESDM sebelumnya pernah melontarkan impian sekaligus mimpi besar tersebut.
Ketika itu di Nuasa Dua Bali, 24 Agustus 2017, usai memimpin rapat penyusunan draf percepatan kendaraan listrik, Jonan memberi keterangan pers berkata pemerintah akan melakukan larangan penjualan kendaraan bermotor berbahan bakar fosil mulai 2040.
Kini target NZE disuarakan lebih menggelagar oleh Arifin Tasrif meskipun dia "merevisi" rentang waktu ambisius yang pernah digelontorkan Jonan di atas (akan terlaksana pada 2040 menjadi ke tahun 2060).
"Kami telah menyiapkan peta jalan transisi (blue print-red) menuju enerji netral pada 2021 dengan beberapa strategi kunci," ujar Arifin pada 14/10/2021. Sumber : Ini.
Arifin juga mengaitkan intensitas penggunaan listrik di masa depan akan sangat tinggi. Dia memproyeksikan tingkat konsumsi listrik orang Indonesia per kapita pada 2060 sebesar 5.308 per KWh (kilo watt per hour) per orang.
Revolusi industri pertama terjadi pada 1760 - 1840. Revolusi itu kini telah menjelma menghadirkan aneka industri spektakuler tak terbayangkan perkembangannya setelah hampir 261 tahun menggunakan energi fosil secara massif.
Energi baru dan terbarukan akan hadir termasuk hadirnya mesin-mesin berteknologi efisien yang mampu mengkonsumsi bahan bakar fosil secara efisien dan beremisi rendah.
Kekuatiran pada semakin tipisnya cadangan energi konvensional dari fosil adalah kekuatiran kita semua. Menipisnya cadangan energi konvensional dapat dibuktikan secara ilmiah.
Ketersediaan cadangan energi konvensional suatu saat nanti akan menipis dan langka. Untuk mendapatkannya harus dengan harga mahal.
Namun demikian mengaitkan pencapaian NEZ dengan strategi penghentian penjualan kendaraan berbasis minyak atau gas fosil dan menggantikan dengan kendaraan berbasis baterai di seluruh dunia adalah rencana yang sangat ambisius.