Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Dari Awal Pinjol Dirancang Jebakan Bahaya, Ada Juga yang Nekat

25 Agustus 2021   23:05 Diperbarui: 28 Agustus 2021   17:00 1161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi tagihan pinjaman online. (sumber: SHUTTERSTOCK/JAAAK via kompas.com)

Setelah menanyakan siapa, darimana dan dalam rangka apa lalu saya berikan penjelasan, bahwa ini nomor hape istri saya. Kami terganggu dengan Anda. Kami tidak tahu sama sekali tentang kerjasama Anda dengan Mawar."

Singkat cerita, saya minta mereka agar tidak menghubungi istri saya lagi, karena benar-benar terganggu. "Mohon hormati kami jika Anda mau juga saya hormati," ujar saya menegaskan agar dia paham.

Si penelpon berjanji dan setuju tidak menghubungi kami lagi. Betul, dia menghentikan teror teleponnya tapi hanya bertahan 3 hari saja, setelah itu kumat lagi.

Akhirnya saya tidak sabar dan terpaksa melayangkan lontaran kalimat yang tidak pantas disebutkan di sini. Ironisnya setelah itu justru si penelpon tidak hubungi istri saya lagi.

Setelah itu kami diskusi dengan adik ipar menanyakan duduk masalahnya sehingga terungkaplah seperti disebutkan di atas dan berapa tunggakan saldonya.

Kami pun mencari solusi dengan salah satu adik ipar di Jakarta dan akhirnya berusaha membantu kesulitan tersebut. Mendapat suntikan dana urunan, adik ipar kami itu melunasi utang-utangnya.

Ternyata persoalannya tidak sampai di situ. Si Mawar juga punya utang di lain tempat urusan bisnis dari Pinjol juga. 

Kami terpaksa urunan lagi mengatasi kesulitan tersebut padahal sebagai pensiunan sebetulnya sudah tidak kuat lagi mengatasi persoalan-persoalan keuangan tidak produktif seperti itu. Untunglah adik kami lainnya dapat mengatasi kendala tersebut.

Peristiwa itu terjadi 2 tahun yang lalu. Kini si Mawar sudah bisa tersenyum dan mengaku "kapok" berurusan dengan pinjam uang ke rentenir dan online.

Si Mawar mungkin lebih beruntung meskipun pernah bikin bingung kakak-kakaknya. Apakah kita sanggup menghadapi hal serupa dalam kondisi seperti si Mawar dan mawar-mawar lainnya?

Tentunya sangat sulit, lebih berat mereka yang merasakannya. Kondisi ini diperparah lagi dalam masa pandemi ini ketika "ruang" memperoleh rezeki semakin terbatas bahkan sempit sementara kebutuhan tetap harus terpenuhi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun