Pada 7 Nopember 2013, badai super dahsyat "Haiyan" menerjang sejumlah negara Asia terutama daratan Filipina. Tiupan angin hingga berkecepatan 315 km per jam memicu naiknya gelombang laut dan menciptakan tsunami di kawasan Tacloban. Korban jiwa mencapai 6300 orang, ribuan hilang dan kerugian mencapai 3 miliar dollar AS.
AS memberi bantuan sebanyak 37 juta dollar dollar dalam bentuk bantuan makanan dan bantuan bencana alam terdiri dari kapal laut kesehatan "Mercy," helikopter serta aneka kebutuhan di kawasan terkena bencana.
Peristiwa pemindahan warga (evakuasi) oleh pesawat angkut militer Hercules C -17A Globe Master ketika mengangkut warga dari kawasan bencana ke lokasi di Filipina pada 2013 lalu kini menjadi hangat kembali.
Pada 7 Nopember 2013 malam setelah badai Haiyan berhenti menggila, sebuah pesawat C-17 yang bermarkas di pangkalan udara Kadena, Okinawa ditugaskan berangkat ke Tacloban Airport, Filipina.
Ketika tiba pada pagi hari 8 Nopember 2013, C-17 tersebut langsung bertugas mengangkut warga yang ingin keluar dari beberapa lokasi bencana dan berkumpul di sekitar bandara Tacloban.
Meskipun sanggup mengangkut logistik seberat 27 ton namun C-17 dirancang untuk mengangkut 102 orang prajurit terjun payung atau maksimal 150 orang penumpang saja.
Namun demikian situasi darurat, ketika itu C-17 mendapat izin mengangkut hingga 670 orang dalam misi pertamanya.
Izin tersebut diperoleh untuk misi khusus evakuasi dan bantuan bencana alam topan Haiyan Filipina yang disebut "Damayan Operation" membolehkan C-17 mengangkut manusia lebih banyak dari aturannya, tulis sumber ini.
Ketika pesawat itu tiba ribuan orang telah menunggu di luar pagar bandara Tacloban. Mereka berdesakan hingga menekan pagar bandara mananti evakuasi. Di belakang mereka terlihat puing bangunan dan pohon berjatuhan serta mayat bergelimpangan di mana-mana.
Ketika tiba waktu berangkat mereka diizinkan masuk ke landasan pesawat. Terlihat wajah-wajah dengan tatapan kosong, pucat, kusam dan ada yang bercampur lumpur -setelah sehari atau dua hari bencana- berbaris menuju ke tangga pesawat.
Tiba di dalam pesawat berpeluh keringat mereka bercampur baur, ada berkursi roda, ada perawat mendampingi orang sakit, anak-anak, bayi, orang tua, gadis dan wanita berkumpul duduk manis di lantai dan lainnya berpegangan pada pegait di dinding C-17.
Beberapa orang mungkin merasakan pengalaman pertama naik pesawat. Diantara mereka terlihat komat-kamit dan menutupkan kepala mereka ketika C-17 itu mulai tinggal landas. Mungkin mereka membaca doa atau saling berbisik tentang pengalaman mereka dengan pesawat tersebut.
Suatu saat, pesawat tersebut menanjak dan tiba-tiba belok ke kiri. Penumpang berteriak,terkejut. Beberapa penumpang lain malah ketawa melihat banyak yang berjatuhan seperti efek domino terjengkang ke sana sini.
Ketika C-17 itu menyentuh landasan bandara Villamor ratusan orang penumpangnya memberikan tepukan, lalu ucapan selamat datang berkumandang dalam kabin sekaligus memberi suntikan semangat menghadapi bencana baru saja mereka hadapi.
Selama hampir dua hari beroperasi di sana, C-17 telah mengevakuasi hampir 20 ribu orang ke lokasi aman atau tempat penampungan sementara.
Mayior Ehmen mengakui itu telah banyak bertugas dan terbang dengan C-17 tapi pengalaman itu adalah yang paling menyentuh dan berkesan.
"Sejauh ini, penerbangan ini adalah yang paling bermanfaat ketika melihat mereka tersenyum dan mengetahui kami telah mengeluarkan mereka dari sana. Mengagumkan sekali," ujar Mayor Josh Ehman, instruktur pilot C-17 tersebut ketika itu.
Kapten Pilot Dan Holder juga mengakui, "bekerja 15-16 jam sehari sangat berharga."
AS mempunyai seratusan C-17 Globe Master. Dari berbagai sumber dan video yang beredar memperlihatkan nomor ekor pesawat C-17A Globe Master saat itu adalah AK.30599 dan nomor pada moncongnya 0599.
Evakuasi C-17 di Bandara Hamid Karzai, Kabul
Kini peristiwa hampir sama terjadi di Kabul, ibukota Afganistan pada 16 Agustus 2021 atau delapan tahun setelah sebuah C-17 di atas mengukir prestasi heroik dan tak terlupakan di Tacloban Filipina.
Kali ini dua unit C-17 USAF mendapat tugas melakukan evakuasi di bandara Hamid Karzai, Kabul. Pada Minggu 15 Agustus 2021 yang bertugas adalah C-17 RCH (Reach) 871.
Sedangkan yang bertugas pada Senin 16 Agustus 2021 adalah RCH 885. Nomor moncong 1109.
Pesawat itu baru saja mendarat, dikejar-kejar calon penumpang menjelang tiba di apron tempat pesawat Hercules itu parkir, mirip kejar-kejaran angkutan umum di terminal pada era 1980-an khawatir tidak kebagian tempat duduk.
Dilaporkan 8 orang calon penumpang itu tewas akibat ditembak petugas C-17, ada juga tersedot ke lubang mesin dan ada juga terlindas C-17 ketika mengejar pesawat tersebut.
Namun yang paling mengerikan adalah tewasnya dua penumpang gelap dalam rongga roda pesawat. Keduanya jatuh di atas sebuah atap rumah saat pesawat itu tinggal landas baru satu menit.
Pada akhirnya pesawat raksasa itu hanya bisa mengangkut 640 orang dari 871 orang yang berhasil mencapai berbagai penjuru pesawat.
C-17 tersebut berangkat penuh sesak. Pada umumnya penumpang tanpa masker berangkat ke pangkalan udara Al-Udeid di Qatar.
Evakuasi Kabul ini mungkin sangat jauh berbeda dengan evakuasi apapun pernah dilakukan C-17. Satu diantaranya yang paling jelas adalah latar belakangnya.
Tidak jelas apakah C-17 ini yang pernah berjasa dalam operasi Damayan 2013 lalu di Filipina.
Semoga Pilot C-17 dan personil yang saat ini bertugas tetap sama bangganya, walaupun orang-orang yang dievakuasi telah bikin mereka dan kita semua terperangah.
abanggeutanyo
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI