Senyawa alami itu merangsang timbulnya rasa pedas di lidah kita saat atau setelah mengkonsumsi makanan.
Masih menurut standard SHU, cabe rawit masuk level 7 sedangkan cabe merah besar masuk level 6.
Sebuah penilitian yang dilakukan oleh U. Sumpena (di sini) dari Balai Penelitian Tanaman Sayuran terhadap 16 jenis cabe dari seluruh tanah air memberi kesimpulan bahwa :
Cabe Rawit Kalimantan mempunyai kadar capsaicin (dihitung sebagai kadar total) yang tertinggi yaitu 1,60 % dari berat keringnnya, dan merupakan cabe yang terpedas menurut uji organoleptis
Ada hubungan korelasi positif antara derajat kepedasan cabe berdasarkan uji organoleptis dengan kadar capsaicin yang dikandungnya. Terbukti pada cabe Rawit Kalimantan yang menurut uji Organoleptic adalah yang terpedas ternyata mempunyai kadar capsaicin tertinggi.
Gambaran di atas memperlihatkan ada standard dan kajian ilmiah dalam menempatkan level, jadi bukan asal sebut level.
Kini telah muncul banyak aneka versi kepedasan. Ada yang menyebut-nyebut pedas level 1-5 dan ada yang menyebutkan level 1 sampai level 50 Max End seperti disebutkan pada sebuah usaha produk makanan.
Sebuah tempat jajanan makanan di kota Bandung menggunakan ukuran senduk centung sambal untuk menyatakan ukuran level.
Tempat jajanan ini menerapkan 1 senduk centung sambal dan seterusnya hingga 5 senduk centung sambal untuk level 5.
Menurut informasi level 5 rasanya "mematikan" sebab ada yang sampai pingsan tak tahan dengan pedasnya. Tapi jajanan itu tetap ramai pengunjung.
Produk lainnya Mie lidi pedas level 25 (pedas gila) dan sambal terasi pedas gila (level 3) juga dijual secara online menawarkan pedas dengan level tidak berlaku umum.