Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bendera Putih dalam Covid-19, Idealnya Seperti Apa?

20 Juli 2021   18:59 Diperbarui: 21 Juli 2021   07:48 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bendera putih. Kiri, di Malaysia. Sumber :  malaysiakini.com. Tengah, di Belgia : blogspot.com. Kanan di Garut : detik.com

Meskipun demikian parah kondisinya (hingga saat ini) belum ada warga di tanah air kita yang mengibarkan bendera putih seperti pernah terjadi pada warga di Malaysia.

Kembali ke makna bendera putih.

Bendera putih tidak ada aturan ukurannya tapi tidak bisa diubah-ubah meskipun manusia sangat kreatif untuk menambah apapun memodifikasi segala benda apalagi sebuah bendera.

Jika dalam kondisi perang, bendera putih yang ditambah-tambah emoji tertentu diragukan kualitas penyerahan dirinya.

Bendera putih mesti putih polos, seperti pernah digunakan sejumlah warga Malaysia ketika butuh bantuan akibat langkanya kebutuhan pokok beberapa waktu lalu.

Bendera putih musti putih. Tidak boleh ungu, pink dan lain-lain. Boleh saja dari kain putih yang yang sudah kusam atau abu-abu tapi sebaiknya JANGAN menambah embel-embel apapun.

Kalau diubah atau tambah-tambah kesannya bisa berubah, setidaknya bisa dianggap "melawak" atau bercanda.

Memasang bendera putih bukan jaminan datangnya bala bantuan, tapi jika bantuan dan orang yang membantu tidak nampak batang hidungnya bisa jadi karena salah menyikapi.

abanggeutanyo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun