Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Jeff Bezos Wujudkan Penantian Mary Funk, Bagaimana dengan Pratiwi?

17 Juli 2021   22:48 Diperbarui: 21 Juli 2021   18:52 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika tidak terjadi diskriminasi gender dalam uji pilot jet berkecepatan tinggi sebagai syarat calon astronot NASA pada 1961 bisa saja Mary Wallace "Wally" Funk sudah jadi astronot wanita pertama NASA pada 1962.

Pada lamaran ke 4 (tahun 1961) dia diterima dan diwajibkan mengikuti serangkaian tes fisik, mental dan pengetahaun serta aneka kondisi ekstrim dalam pusat latihan dengan sandi "Mercury 13."

Funk akhirnya lulus, impian wanita yang mengawali karir sebagai pilot penerbang perusahaan komersil  dengan 19.600 jam terbang hampir jadi kenyataan ketika itu.

Tapi ada daya, tiba-tiba muncul kebijakan NASA, hanya pilot yang telah memperoleh sertifikat uji terbang jet berkecepatan tinggi boleh menjadi astronot.

Ketika itu memang hanya pilot pria yang boleh mengikuti ujian dengan jet berkecepatan tinggi. Jadi syarat tersebut sama dengan sesuatu yang tidak mungkin dicapai oleh Funk, apalagi dia hanya diberi waktu 9 bulan untuk mendapatkan lisensi tersebut.

Allan Shepard temannya dalam pelatihan Mercury 13 terpilih sebagai salah satu astrnot pada misi ke luar angkasa NASA 1962.

Dalam keadaan kecewa Funk tidak pernah putus asa. Dia terus bekerja di badan Badan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB). Kemudian diangkat sebagai wanita pertama sebagai inspektur Administrasi Penerbangan Federal (FAA).  

Funk memang harus menunggu tanpa kenal lelah meskipun ia telah mengantongi 19.600 jam terbang termasuk mengajari banyak calon pilot.

Pada dekade 1990-an harapannya pernah terbuka kembali dalam misi astronot ulang-alik, tetapi tekait dengan daftar antrian dalam pesawat ulang alik yang tertunda selama 3 tahun lebih menyebabkan skala prioritas jatuh pada astronot lain.

Belum putus asa, pada 2010 Funk membayar US$200.000 pada perusahaan milik Richard Branson agar bisa terbang perdana dalam program perusahaan Virgin Group (Virgin Galactic). 

Tapi faktanya pada 11 Juli 2021 lalu Richard Branson bersama istri dan beberapa orang dalam kabin VSS Unity yang dioperasikan oleh Virgin Galactic telah menikmati penerbangan pertama tanpa membawa Funk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun