Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ray-Ban Randolph Biden untuk Putin di Tengah Rencana Rusia Ciptakan Perang Dingin Baru

17 Juni 2021   23:11 Diperbarui: 22 Juni 2021   08:08 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Joe Biden dengan Ray-Ban pada 2 Nopember 2020 dalam sebuah acara di Community College of Beaver County sebelum jadi Presiden AS.Photo by Drew Angerer/Getty Images via GQ.com

Kacamata Ray-Ban (RB) aviator (penerbang) adalah jenis kacamata paling disenangi dan sering dipakai Joe Biden sejak lama sekali. Tampak Biden terlihat sedikit lebih muda dari usianya jika sedang mengenakan RB-nya. 

RB aviator ini juga lazim digunakan sejumlah pilot pesawat tempur di seluruh dunia. Pembuatan kacamata jenis ini musti melalui teknologi dan stadarisasi khusus terkait kemampuan menolak serapan Ultra Violet (UV) serta sentuhan tangan dan dibuat dengan sentuhan sepenuh hati.

Ada beberapa merek terkenal untuk kacamata RB aviator, antara lain Gucci, Cazal, Term Ford, Ted Baker, Persol, Police, Top Man dan beberapa saja lainnya termasuk Randolph

Entah seperti apa mekanisme penilaiannya tampaknya Randolph paling favorite diantara sejumlah kacamata aviator terkenal di atas.

Itulah salah satu hadiah Biden untuk "teman" sekaligus "musuh ecek-ecek" nya Presiden Rusia, Vladimir Putin dalam pertemuan perdana Biden sebagai Presiden AS di sebuah lokasi di Jenewa, Swiss 16 Juni 2021. (Hadiah lainnya adalah patung kristal Bison AS.)

Kongkritnya, RB itu buatan tangan dari pabrik Randolph di Massachusetts. Jenisnya Concorde dengan lensa 57 mm abu-abu tua berlensa Sky-Tec Polaryzed American Grey. Frame-nya dilapisi emas 23 karat, sebut sebuah sumber Gedung Putih di Boston.com.

Berdasarkan informasi tersebut harga kacamata dengan karakteristik di atas dijual di website Randolph ternyata seharga $229 atau kira-kira sekitar 3,3 juta rupiah.

Melihat RB yang dipakai Biden pada artikel ini mungkin seperti itulah yang diberikan pada Vladimir Putin.

Mahal atau murah? Tentu saja relatif. Tapi jika berkata jujur harga tersebut tergolong murah. Kacamata "Aviator" yang gagah perkasa itu sangat terjangkau untuk ukuran kantong Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Vladimir Putin. 

Jika harganya tampak murah jadi apanya yang mahal?

Ternyata si pemberi hadiah dan makna pemberian hadiah itu membuatnya jauh lebih mahal, terlebih lagi diberikan oleh seorang pemimpin paling disegani seluruh dunia termasuk oleh Putin sendiri.

Ada makna mendalam di balik pemberian hadiah tersebut, agar Putin makin gaya, percaya diri dan terhindar dari sengatan UV. 

Di luar itu mungkin Biden berharap agar Putin melihat persoalan dunia khususnya hubungan AS - Rusia lebih adem dan lebih cerdas atau setidaknya jangan konyol.

Makna lainnya adalah momentum pemberian hadiah itu diberikan saat titik kulminasi terburuk terjadi bahkan lebih buruk dari masa perang dingin (Cold War) antara 1947 hingga  1991 sampai Uni Sovet bubar.

Hubungan kedua negara dalam setahun terakhir memang sangat retak, hal ini ditandai dari beberapa fakta yaitu :

  • Tuduhan AS pada Rusia bahwa negeri beruang tersebut bermain licik di balik pemilu AS 2016 dan 2021 (berpihak pada kubu Donald Trump).
  • Intimidasi Rusia semakin agresif pada AS dan negara tertentu dalam NATO
  • Peningkatan tempur multi-domain senjata nuklir Rusia semakin massif. Dianggap membahayakan terutama AS, Eropa dan kawasan Atlantik
  • Penarikan Dubes Rusia untuk AS pada Maret 2021 lalu akibat pernyataan pedas Biden pada Putin sebagai pembunuh terkait cara Rusia menangani tokoh oposisi Alexei Navalny
  • Cegat-cegatan di atas udara lautan Atlantik pada area tumpang tindih antara wilayah AS dan Rusia
  • Persaingan AS - Rusia di Suriah. Posisi tentara AS dan Rusia di Suriah utara seperti bermain petak umpet tapi berbahaya bagi tentara masing-masing
  • Dukungan terang-terangan Rusia pada Tiongkok, Iran dan sejumlah negara anti barat ikut memperkeruh kepentingan AS
  • Sejumlah sanksi AS pada Rusia dan sekutu dekat Rusia semakin memperuncing ketegangan sejak periode ke dua Obama hingga lengernya Trump
  • Buruknya hubungan AS -Rusia melebihi kondisi pada masa perang dingin diakui Menlu Rusia, Sergei Lavrov.

Dari pertemuan selama 3 jam itu Putin diharapkan mendinginkan ketegangan. Selain itu Biden juga menyampaikan rencana Putin kembali pada suasana era perang dingin yang baru. 

Era perang dingin atau Cold War pernah terjadi antara 1947 hingga  1991 sampai Uni Sovet Runtuh. Dalam masa itu Rusia (Soviet) sempat membentuk aliansi tandingan NATO yang disebut "Pakta Warsawa." 

Aliansi blok timur ini terdiri dari negara-negara Eropa timur dan kaukasia,  pernah menghantui blok NATO pada 14 Mei 1955 - 1 Juli 1991.

Sejumlah negara pernah bergabung dalam pakta Warsawa adalah Albania, Bulgaria, Jerman Timur, Cekoslovakia, Hongaria, Polandia, Romania dan Uni Soviet (termasuk Belarusia dan Ukraina di dalamnya ketika itu). Meskipun Tiongkok (RRC) dan Korea Utara TIDAK termasuk dalam pakta tersebut namun dalam percaturan geopolitik global keduanya pro pada Soviet

Selama 4 dekade lebih telah banyak muncul ketegangan dunia akibat tumpang tindih kepentingan AS dan Rusia termasuk dukung mendukung dalam Revolusi Kuba, dalam perang Korea, perang Vietnam, Yom Kipur, perang Afganistan dan pecahnya Pakta Warsawa bahkan hancur leburnya Soviet dan lain-lain. 

Dari Presiden AS, Harry S. Truman hingga George H.W Bush pernah menghadapi trik Rusia dan membuat intrik sendiri guna saling menghentikan ketegangan atau saling menciptakan ketegangan baru di tempat lain. 

Tendensi Rusia masuk dalam cold war yang baru disampaikan secara jelas oleh Biden sebagaimana dituangkan berbagai media berita dunia termasuk Kompas.com.

"I think that the last thing he wants now is a Cold War," Biden told reporters after his first summit with Vladimir Putin, tulis sumber NDTV.

Sambil menantikan perkembangan lebih lanjut, dapatkah kacamata RB buatan Randolph itu mengubah cara Putin melihat persoalan dunia sebagaimana AS melihat. Ironisnya itu terjadi saat Putin telah memberi signal Rusia dan aliansinya nanti bersiap masuk ke sana dalam "The New Cold War." 

abanggeutanyo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun