Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Langganan Ejekan, Siapa Mampu Hentikan Emmanuel Macron untuk Prancis?

10 Juni 2021   01:47 Diperbarui: 10 Juni 2021   01:56 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada 10 Nopember 2018 beberapa saat saja setelah Trump tiba di Hotel Paris dia mengejek  melalui Twitter tentang rencana Macron membentuk pasukan Eropa guna melindungi Eropa dan ancaman AS, China dan Rusia. 

"Orang Perancis mulai belajar bahasa Jerman pada saat itu sebelum tentara AS datang (membebaskan Percancis dari Nazi Jerman).." tulis Trump seakan menampar jalan pikiran Marcon yang dicetuskan beberapa hari sebelum Tump tiba di Perancis. Akibat ejekan itu pertemuan keduanya keesokan harinya sedikit tegang.

Pada 2019 hubungan Perancis dan Brazil juga tegang akibat dalam pidatonya di G7 Macron berkata Jair Bolsonaro berbohong kepada Perancis tentang komitmen Brazil pada kesepakatan perubahan iklim Paris akibat maraknya kebakaran di hutan Amazon yang ikut menyebabkan terjadinya perubahan iklim global. 

Menyikapi hal itu netizen yang sedang menyoroti "noraknya"penampilan ibu negara Perancis mendapat timpalan komentar Bolsonaro. Dia menuliskan komentar sarkasmenya di sana, "betul, wanita itu memang jelek sekali," yang kemudian secara terpisah mendapat reaksi marah Macron bahwa komentar itu sangat kasar.

Penampilan Brigitte Macron yang usianya lebih tua hampir 25 tahun dari Macron memang sering terjadi dan jadi bahan lelucon di Perancis diantaranya tampil dalam tabloid satir "Charlie Hebdo."

Ejekan lainnya terjadi pada 18 Juni 2018, ketika itu Macron berkunjung ke Suresnes, Perancis utara, guna memperingati gugurnya Charles De Gaulle. Ketika sedang berswa foto dengan sekelompok siswa remaja tiba-tiba seorang remaja lain menyapanya "Ca Va Manu?" artinya kurang lebih apa kabar Manu (sebutan nama masa kecil Macron).

Sontak saja raut wajah Macron berubah tegang, dia langsung merespon, menegur dan menasihati remaja tersebut. "Kamu di sini untuk mengikuti acara resmi. Tidak boleh membadut di sini" ujarnya sekaligus menasehati agar memanggilnya "pak Presiden Republik" atau "pak" saja. 

Pepatah lama berkata "Mulutmu adalah Harimau mu." Pasti Macron tahu pepatah lama itu dan pepetah itu juga dikenal dalam bahasa Perancis.

Ironisnya tampaknya itu tidak berlaku pada Macron. Gayanya berbicara yang cepat, menyerang dan meledak-ledak sering membuahkan kontroversial yang memerlukan klarifikasi kembali setelah kritikan pedas datang menghujamnya.

Popularitas Macron yang diselenggarakan 12 lembaga survey memperlihatkan tingkat kepercayaan (rata-rata) pada Marcon semakin menurun sejak Januari 2021 (tingkat kepercayaan masih 43%).  

Kini berdasarkan poling 2 Juni 2021 cuma meraih (rata-rata) 38%. Padahal beberapa bulan pertama menjabat pernah mencapai tingkat kepuasan tertinggi (77%) pada 3 Desember 2018.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun