Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Benjamin Netanyahu Tergusur, Tidak Ada Janji Manis Naftali Bennett untuk Palestina

1 Juni 2021   01:43 Diperbarui: 14 Juni 2021   10:34 1113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah dapat dipastikan jabatan Benjamin Netayahu sebagai Perdana Menteri (PM) Israel ke 32-35 segera berakhir setelah berkuasa lebih 12 tahun. Dan itu belum termasuk masa jabatan pertamanya pada 1996 hingga 1999 sebagai PM ke 27.

Untuk periode kedua, Netayahu musti menanti 3 kali rotasi pejabat PM  lainnya guna tampil kembali sebagai PM Israel  (sejak 31 Maret 2009 hingga Juni 2021).

JIka digabung 2 kali menjabat, total masa jabatan Netanyahu adalah 15 tahun, melampaui rekor jabatan David Ben Gurion dalam 2 kali menjabat dengan total masa jabatan 14 tahun (dari 1948-1954 dan 1955-1963).

Netayahu akhirnya tergusur. Dia bakal keluar dari kantor Perdana Menteri dalam waktu dekat setelah gagal membentuk pemerintahan koalisi dan terus digoyang oposisinya dalam 2 tahun terakhir setelah Partai Likud dipimpinnya gagal dalam Pemilu Legislatif  Maret 2021 lalu. 

Presiden Israel Reuven Rivlin masih memberi kesempatan kepada Netanyahu agar membentuk pemerintahan koalisi hingga 4 Mei 2021 guna meneruskan kekuasaannya.

Hingga batas waktu tersebut Netanyahu gagal membentuk pemerintahan koalisi akibat blok (kelompok partai) anti Netanyahu telah bertekad bulat melakukan pembaharuan dan mengakhiri kiprah Netanyahu yang dianggap berbahaya bagi masa depan Israel. 

Dalam dua tahun terakhir Netanyahu telah 4 kali gagal membentuk koalisi mayoritas di parlemen sehingga mencoba berkoalisi dengan berbagai cara termasuk mengalihkan isu dan menciptakan ketegangan dengan Iran, Hezbollah, Suriah, dan terakhir perang roket dengan Palestina.

Bukan Benny Gantz (Menteri Pertahanan Israel sekaligus pimpinan partai Blue and White dengan perolehan 8 kursi di Knesset yang akan menggantikan Netanyahu.

Bukan juga Yair Lapid (pimpinan partai Yesh Atid) dengan perolehan kursi 17 kursi di Knesset yang mengincar posisi tersebut sebagai pengganti Bibi.

Pengganti Netanyahu adalah salah satu menteri dalam kabinet Netanyahu pada 2019 sekaligus pemimpin partai gurem yaitu partai Yamina yang hanya memperoleh 8 kursi di Knesset yakni Naftali Bennett.

Dia adalah mantan pasukan khusus Israel yang kemudian terjun ke dunia politik hingga pernah menjadi Menteri Pendidikan dan Ekonomi Israel pada 2019 lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun