Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Hujan "Roket Murah" Hamas Lawan Gaharnya Militer Israel

21 Mei 2021   21:32 Diperbarui: 24 Mei 2021   08:53 4413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masih menurut sumber NYT di atas, dalam serangan roket hari terakhir (20 Mei 2021) sebelum gencatan senjata terjadi, jumlah roket yang ditembakkan milisi Palestina dari Gaza mencapai 470 buah dalam 24 jam, melonjak trastis sekali dibanding eskalasi tertinggi pada konflik 2012 (312 roket dalam 24 jam) dan konflik 2014 (192 roket dalam 24 jam).

Pada saat pertempuran memalukan Israel di perbatasan Lebanon pada 2006, jumlah roket yang ditembakkan Hezbollah mencapai 4.500 roket dalam 19 hari pertempuran, artinya rata-rata sebanyak 236 roket dalam 24 jam atau sehari.

Sementara itu pada konflik 2019 sebanyak 570 roket dilontarkan dari Gaza ke arah Israel dalam waktu 3 hari, atau 190 roket dalam waktu 24 jam atau sehari, sangat sedikit dibanding jumlah serangan roket dalam konflik Palestina - Israel 2021. 

Arah peluncuran juga terjadi peningkatan pesat. Pada konflik terkini sebanyak 17% roket diarahkan ke kota Tel Aviv yang mendapat "kawalan" skala prioritas tinggi sistem pertahanan Iron Dome Israel. Padahal pada 2012 hanya 1% dan pada 2014 hanya 8% roket diarahkan ke Tel Aviv.

Dalam serangan roket Palestina 2021 mulai intensif menggunakan roket jarak menengah yang menjangkau Tel Aviv dan Yerussalem. Beberapa jenis roket memiliki trajectory (lintasan) aneh, sesuatu yang benar-benar di luar perkiraan militer Israel.

Selain itu, Israel juga mengalami kesulitan menemukan lokasi peluncuran roket, hal ini dapat dilihat pada data masa lalu (2007). Sebanyak 30% lokasi peluncuran roket tidak diketahui dari mana dan oleh kelompok mana. 

Israel memang berhasil menghancurkan 1000 target Palestina (Hamas) diantaranya lorong dan terowongan penyelundupan senjata dan beberapa gudang senjata tetapi sangat sulit menemukan lokasi peluncuran roket yang berpindah-pindah dengan mobilitas amat cepat.

Kini dalam konflik 2021 Israel mengakui kesulitan tersebut. Tidak terdeteksi masuknya roket Palestina akibat tanda peringatan tidak aktif adalah bukti sulitnya memprediksi arah serangan roket-roket "abal-abal" industri rumah terbuat dari bahan bubuk pupuk tanaman oleh sistem Iron Dome yang gahar itu.

Dil uar semua itu jarang diketahui adalah biaya pencegahan serangan udara oleh sistem Iron Dome ternyata sangat mahal. Mengutip informasi dari AA.com biaya sebuah roket jarak pendek al-Qassam hanya US $300 hingga US$500 atau sekitar 4,5 juta hingga 7,5 juta tergantung akurasi dan teknologinya.

Berdasarkan analisa Tal Inbar seorang mantan pimpinan Fisher Institute's Space Research Centre, mengatakan biaya sebuah roket penyergap dalam sistem Iron Dome antara $50.000 hingga $100.000.

Mungkin angka itu terlalu spektakuler. Sudah berbaik hati kita anggap 10% nya saja atau $5000 - $10.000 sebuah. Mari berhitung sendiri berapa total biaya untuk "sukses" menjatuhkan 90% total roket yang dilepaskan Hamas dan kawan-kawannya. Sebut saja 90% x 4300 roket lalu kalikan harga sebuah rudal intersep paling murah 75 juta rupiah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun