Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Negara Asia "Berlomba" Kapal Selam, Perlukah Proliferasi Kapal Selam?

23 April 2021   00:24 Diperbarui: 25 April 2021   13:35 880
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
The Southeast Asian submarines in 2018. Sumber gambar : navalanalyses.com

Meskipun cikal bakal kapal selam telah ada sejak 1894 dalam perang saudara di Amerika Serikat namun revolusi industri kapal selam justru dimulai di Jerman. 

Pada 1906 Jerman mulai fokus pada industri kapal selam untuk keperluan militer yang diberi nama Seiner Majestt Unterseebot 1 (SMU-1). Beberapa SMU-1 kemudian disempurnakan kemampuan dasarnya sehingga dianggap layak menjadi kapal selam untuk perang  yang disebut U-Boot.

Sejak perang Dunia pertama (PD-1) peranan penting submarine  atau kapal selam mulai terlihat sangat strategis. Kapal sekutu banyak menjadi "mangsa" U-Boot karena belum ada cara mengendalikan monster laut Jerman saat itu. 

Kapten kapal Jerman paling legendaris saat itu adalah Otto Kretschmer disebut-sebut berhasil melumpuhkan 47 kapal sekutu dalam kurun waktu 2 tahun.

Meskipun demikian masih sangat banyak kapten kapal selam Jerman ketika itu lebih suka kapalnya berada dipermukaan laut ketimbang menyelam mengingat keterbatasan teknologi dan kemampuan layaknya dimiliki sebuah kapal selam.

Setelah itu industri kapal selam mengalami revolusi yang sangat pesat, berkembang ke seluruh negara industri dalam berbagai propulsi, tipe, jenis dan fungsinya dalam spesifikasi teknologi sesuai kebutuhan.

Pada umumnya sebuah kapal selam militer mampu menembakkan torpedo, rudal, memasang ranjau laut, menjalan misi rahasia, pengintaian dan pengumpulan data intelijen. Peranan yang disebutkan terakhir lebih efektif ketimbang dilakukan pesawat dron bahkan satelit.

Oleh karenanya personil yang berada di dalam sebuah kapal selam logikanya adalah ABK yang telah mendapat latihan (pelatihan) intensif dan berkesinambungan bagaimana menjalankan semua peranan disebutkan di atas.

Namun yang tidak kalah penting adalah mereka musti mahir dalam melarikan diri. Mereka  juga musti terlibat dengan pusat komando kapan harus menyelam dan kapan harus mengapung. Jika proses menyelam dan mengapung itu terlambat mereka harus membuat laporan mengapa itu terjadi.

Jadi pada intinya sebuah kapal selam telah dilengkapi dengan prosedur standard (SOP) menjalankan semua tugas disebut di atas termasuk cara menangani beberapa potensi kemungkinan yang tidak diharapkan.

Perkembangan dan peranan kapal selam berikutnya dalam PD-2 bahkan dalam berbagai operasi khusus jelas semakin strategis. 

Bagaimana HMS Conqueror, kapal selam Inggris pada hari pertama perang Malvinas (Falkland) menghancurkan Flagship terkuat Argentina "Admiral Belgrano" dengan dua buah torpedo pada jarak dekat pada 2 Mei 1982. Sebanyak 368 ABK (dari 1.042) tewas di tempat dan  hilang saat terjun ke laut adalah sebuah bukti peran strategis itu.

Meskipun peristiwa itu BUKAN semata-mata jadi tolok ukur betapa gaharnya kapal selam faktanya peranan kapal selam  kini memang sangat strategis. 

Negara Asia kini berlomba-lomba memiliki mesin tempur strategis ini. Menurut informasi Forbes edisi 18 Februari 2020 beberapa negara Asia mempunyai armada kapal selam sebagai berikut :

China mempunyai 76 kapal selam berbagai tipe dan jenis; Korea Utara (71); Jepang (19), Korsel (17); India (16), Vietnam (8); Pakistan (8); Australia (6); Indonesia (5); Singapore (4); Taiwan (4); Malaysia (2); Bangladesh (2) dan Myanmar (1).

Jumlah kapal selam pada beberapa negara Asia hingga Februari 2020. Sumber : Forbes.com
Jumlah kapal selam pada beberapa negara Asia hingga Februari 2020. Sumber : Forbes.com
Melihat fakta di atas lambat tapi pasti telah muncul fenomena "perlombaan" kapal selam di Asia meskipun tidak disadari. 

Suatu saat nanti mungkin perlu dilakukan proliferasi kapal selam Asia tentang tipe kapal selam seperti apa saja yang boleh digunakan negara tertentu di Asia, mengingat peranan sebuah kapal selam seperti disebutkan di atas sangat-sangat strategis, bukan sekadar penembak torpedo ke arah lawan lalu kabur, tapi lebih dari itu.

Banyaknya kapal selam memang tidak jadi ukuran kekuatan jika tidak didukung oleh armada berteknologi tinggi, SDM yang mahir dan tentu saja kapal selam yang terawat sehat.

Singapore misalnya baru saja membeli 2 kasel canggih invincible-class baru tipe-218SG dari Jerman pada 2017 sehingga menjadi 4 unit kasel yang sehat, kuat dan berteknologi tinggi. Singapore tidak membeli yang bekas pakai atau yang di rekondisi.

Disain grafis kapal selam Singapore Tipe-218SGs. Gambar : Navyrecognition.com
Disain grafis kapal selam Singapore Tipe-218SGs. Gambar : Navyrecognition.com
Kapal selam harus dirawat dengan sangat baik dengan tingkat "toleransi kesalahan Nol," nyaris tidak boleh ada kesalahan. Sekecil apapun cacat dalam melaksanakan SOP perawatan misalnya berpotensi menganggu keselamatan ABK dan kapal selam itu sendiri.

Terkait dengan belum ditemukannya salah satu monster laut andalan kita tentu saja sangat membuat kita ikut prihatin mendalam. Persoalannya bukan karena berkurangnya armada kapal selam sehingga memperlemah kita dalam percaturan kapal selam Asia namun lebih pada kehilangan abdi negara penjaga teritorial laut Republik Indonesia.

Mereka adalah ABK (crew) handal, SDM yang terlatih, mungkin telah berusaha menangani beberapa hal terkait kegagalan mekanik atau listrik bahkan penyebab human error pada kapal mereka, tapi takdir berkata lain.

Di luar itu semua, sampai detik terakhir sisa oksigen yang tersedia di dalam kabin KRI Nanggala-402 kita berharap semoga masih ada kesempatan menyelamatkan 53 personilnya dari drama mengerikan di laut dalam.

abanggeutanyo

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun