Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

RJ Lino Terhenti, Pembuktian Budi Waseso Tidak Sia-sia

27 Maret 2021   06:56 Diperbarui: 27 Maret 2021   14:11 1523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berapakah kerugian negara akibat korupsi pengadaan Quay Container Crane (QCC) 2010 dan Mobile Crane 2012 untuk pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta? Sebesar 60 miliar, 50 miliar atau di bawahnya atau malah di atas angka tersebut? 

Seberapapun, itu hanya soal besaran angka saja. Lebih penting daripada itu adalah FAKTA telah terjadi korupsi dalam pengadaaan QCC dan MC dari China pada masa Richard Joos Lino (RJ.Lino) menjabat sebagai Direktur Utama Pelindo 2 .

Masih terbayang dalam ingatan pada 28 Juli 2015 Polisi dengan gagah berani menggeruduk ruangan kerja RJ. Lino guna mencari data biaya pengadaan 10 unit Mobile Crane melengkapi temuan korupsi pengadaan QCC. 

Ketika penggrebekan itu terjadi, Kabareskrim Polri dipimpin oleh Komjen Budi Waseso, sosok Polisi dinilai paling "meresahkan" dalam institusi Polri dan gerakan sapu jagatnya ketika itu.

Tapi apa yang dilakukan Budi Waseso ketika itu justru menimbulkan polemik akibat benturan kepentingan pejabat politik kelas tinggi. Tak butuh waktu lama Buwas diberhentikan dari Kabareskrim pada 3 September 2015.

Meskipun jabatan Kabareskrim yang dipegang Buwas juga menimbulkan polemik internal Polri karena melalui jalur tidak biasa namun pemberhantian Buwas sangat menimbulkan pertanyaan besar masyarakat ketika itu. 

Beberapa "nada sumbang" berasal dari politikus Gerindra, Ahmad Sufmi Dasco dan Rieke Diah Pitaloka dari PDIP menuding ada kepentingan elite politik dibalik copotnya Budi Waseso terkait kasus yang sedang diungkapnya.

Lebih gamblang dari kedua politikus di atas, Rizal Ramli lugas mengatakan ada tokoh backing RJL. "Tugas pansus mengungkap tokoh tersebut," ujar Rizal Ramli dalam sebuah acara dengar pendapat dengan Pansus Pelindo 2 di DPR ketika itu.

Meski demikian tidak jelas siapa pihak langsung dituduh melindungi RJ.Lino (RJL) di sana tapi faktanya Komjen Budi Waseso (Buwas) seperti kehilangan kesempatan meringkus RJ. Lino karena tiba-tiba hilang cengeramannya tidak lama pasca menggeruduk ruang kantor RJ. Lino.

Buwas kemudian menjabat sebagai Direktur Badan Narkotik Nasional (BNN) tapi tampaknya dia membawa serta rasa penasarannya pada persoalan RJL, entah mengetahui persis duduk masalah pencoptannya atau karena sudah tahu persis duduk masalah RJL.

Berkembang aneka dugaan publik dibalik copotnya Buwas, ada aroma politik dibalik terhentinya laju Buwas dalam upaya meringkus RJ. Lino. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun