Kata bakunya "Ranking." Kata tidak baku "Rangking/Rengking." Artinya : Pangkat, Peringkat atau Tingkat. Dalam artikel ini menggunakan istilah tidak baku "Rangking" karena alasan tertentu.
Rangking memang bukan tolok ukur mutlak sebuah mutu tapi rangking dapat memperlihatkan dimanakah letak urutan kedudukan seseorang atau peserta jika dibandingkan peserta lain ditengah-tengah kelompok dimana peserta itu berada. Jika peserta itu adalah anak didik maka rangking itu akan memperlihatkan posisi anak didik.
Terkait beredarnya "The World 2021 University Ranking" di UniRank dan beberapa penyedia informasi lainnya salah satu paling menarik adalah kedudukan salah satu barometer mutu pendidikan di tanah air dan telah menjadi salah satu kebanggaan pendidikan Indonesia yaitu Institut Teknologi Bandung (ITB).
Versi UniRank 2021, kelas Dunia
Posisi atau rangking ITB untuk kelas dunia 2021 tidak termasuk dalam 200 besar dunia. Betul, bahkan tidak ada satu pun Universitas dan sejenisnya dari Indonesia yang bertengger dalam 200 Universitas kelas dunia.
Versi UniRank 2021, kelas Asia
Untuk kelas Asia ada beberapa universitas Indonesia yang masih diperhitungkan di tingkat Asia yaitu :
Universitas Gajah Mada (UGM) pada rangking (28). UGM berada di bawah Universitas Osaka Jepang (27) dan di atas Univeristas Hebrew Jerussalem (29)
Iniversitas Indonesia (UI) rangking (33). UI berada di bawah Universitas KAIST Korea Selatan (32) dan di atas Universitas Hokkaido Jepang (34)
Universitas Pendidikan Indonesia (53). Selanjutnya Iniversitas Airlangga (66), Universitas Negeri Yogyakarta (66), Brawijaya (75), UnDip (76), Universitas 11 Maret (83), Universitas Muhammadiyah Malang (91). Univeritas Negeri Semarang (98), IPB (104), Bina Nusantara (114), Universitas Negeri Malang (130) dan ITB urutan ke 131.
Masih untuk kelas Asia, rangking di bawah ITB ada Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (161), Udayana (171) dan lain-lain di bawahnya.
Masih menurut UniRank, untuk kelas domestik (Indonesia) posisi ITB berada pada urutan 12.
Versi QS World University 2020, kelas Dunia
Sementara itu versi QS World University Rankings 2020 posisi ITB dalam kelas dunia adalah sebagai berikut :
- Rangking (331) Bandung Institute of Technology (ITB)
- 296 Universitas Indonesia
- 320 Gadjah Mada University
Versi QS World University 2021, kelas Dunia
Sementara itu untuk tahun 2021 masih menurut versi QS World University, posisi ITB membaik dari urutan 331 dunia (2020) menjadi 313 dunia (2021), tapi belum dapat lepas dari bayang-bayang 2 perguruan tinggi ternama lainnya sebagai berikut :
- 254 Gadjah Mada University
- 305 Universitas Indonesia
- 313 Bandung Institute of Technology (ITB)
Versi QS World University 2020, kelas Asia
Sedangkan untuk tingkat Asia posisi ITB pada 2020 adalah :
- 296 Universitas Indonesia
- 320 Gadjah Mada University
- 331 Bandung Institute of Technology (ITB)
Versi QS World University 2021, kelas Asia
Untuk tingkat Asia 2021 posisi ITB sebagai berikut :
- 254 Gadjah Mada University
- 305 Universitas Indonesia
- 313 Bandung Institute of Technology (ITB)
Sementara itu posisi di dalam negeri (Indonesia) posisi rangking ITB berdasarkan popularitas di Twitter tahun 2021 menempati urutan 4 besar di tanah air (dibawah UI, UGM dan UNPAD).
Perangkingan versi Kemenristekdikti 2019 pun memperlihatkan posisi ITB berada pada rangking 1 untuk 2019. Artinya di dalam negeri ITB berada dalam pusaran klasik, silih berganti urutan 5 besar dengan perguruan ternama lainnya.
Versi Webometrics 2020, kelas Dunia
Jika mengacu pada sebuah lembaga perangkingan lain dari Spanyol webometrics untuk perangkingan dunia tahun 2020, posisi universitas terdepan untuk universitas dari Indonesia adalah IPB rangking 1.088 dunia dan Institut Teknologi 10 Nopember rangking 1.089 dunia.
Masih berdasarkan sumber yang sama itu, posisi UI ( rangking 1.315 dunia), Airlangga (1.322) dan ITB (1.647). Posisi ITB jauh dari dua perguruan tetangga.
Terlepas mekanisme penilaian seperti apa telah diterapkan oleh ke tiga lembaga perangkingan di atas faktanya adalah mengejutkan dan nyaris tidak percaya rangking ITB masih kalah dibanding universitas lainnya di tanah air.
Prof. Reini Wirahadikusumah, Ph.D punya tugas maha besar untuk menegakkan "marwah" si biru ITB. Apalagi sang rektor yang sebelumnya juga telah menjabat wakil rektor pasti sudah paham betul bagaimana menegakkan marwah dan masa depan ITB guna meraih sosok ITB 2025 yakni Globally Respected, Locally Relevant. Sumber : Profil ITB.
Secara teoritis Profesor Reini tidak sulit membesut lembaga pendidikan yang telah berusia 101 tahun ini dengan motonya, Maju secara Harmonis. Menggapai Martabat Bangsa dan Reputasi Dunia.
Penting atau tidak posisi perangkingan terebut itu masalah lain. Masalah utamanya adalah bagaimana meraih posisi terbaik dengan kerja keras "banting otak" untuk mencapai predikat terbaik. Sama halnya dengan siswa atau peserta didik perlu banting otak (bukan cuma banting tulang) guna meraih yang terbaik diharapkan ITB juga melakukan hal yang sama.
Aneka informasi perangkingan oleh berbagai lembaga penilai selayaknya ditanggapi bijaksana. Tidak dianggap tirani perangkingan dunia yang acak adul, tapi sebagai pemantik motivasi untuk meraih yang terbaik dan menjadi lebih baik seperti siswa dan mahasiswa peserta didik mencapai posisi terbaik dan menjadi lebih baik.
Tidak muluk-muluk menjadi yang terbaik di dunia, berada di posisi papan atas Asia pun sebuah prestasi hebat dibalik moto yang juga menggelegar luar biasa.
Soal urutan memang bisa pasang surut, tidak mungkin terus menerus bertahan di puncak "klasmen" tapi jika pun meleset jangan terlalu anjlok di tingkat Asia meskipun dalam peringkat domestik mampu bertahan pasang surut dalam pusaran 5 besar selama bertahun-tahun.
Penulis adalah penonton dari luar lapangan hanya dapat menilai dan memberi suntikan motivasi. Berharap semoga ITB yang telah menelorkan lebih 120 ribu alumni sejak pertama bergulir pada 3 Juli 1920 menyandang nama de Techniche Hoogeschool te Bandung (TH) dapat meningkatkan posisinya pada kancah Asia dan menjadi yang terbaik (papan atas) di tanah air.
abanggeutanyo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H