Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Jangan Salah Lihat Dron atau Gliders, Mahasiswa Bisa Membuatnya

5 Januari 2021   07:58 Diperbarui: 12 Agustus 2021   11:15 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada 2009, Glider ciptaan ke 27 oleh mahasiswa Rutgers University's Scarlet Night (RU 27) mampu melesat di bawah laut sejauh 7.400 km selama 221 hari (lebih 7 bulan) menyusuri lautan Atlantik pada kedalaman maksimal 600 meter dan kecepatan rata-rata 0,5 knot alias 0,58 mil per jam.

RU 17, salah satu Glider ciptaan mahasiswa Rutgers University pada 2009. Wahana yang berhasil melintasi Atalantik adalah RU-27. Sumber gambar : rucool.marine.rutgers.edu
RU 17, salah satu Glider ciptaan mahasiswa Rutgers University pada 2009. Wahana yang berhasil melintasi Atalantik adalah RU-27. Sumber gambar : rucool.marine.rutgers.edu
Dalam rangka pengembangan teknologi, disain dan kemampuan Glider, di AS, Kanada dan negara maju lainnya sangat intens mengadakan perlombaan ditingkat pelajar dan mahasiswa bagaimana menciptakan Gliders yang lebih futuristik dan bertahan lama.

Pada 2019 lalu, dalam perlombaan bertajuk "SeaGlide and SeaPerch Challenges Competition" diselenggarakan oleh Universitas Philadelphia dimenangkan oleh mahasiswa berusia rata-rata 19 tahun dari Germantown Academy.

Perlombaan sejenis banyak dilakukan di AS dan negara-negara maju lainnya. Belum diketahui apakah pelajar dan mahasiswa di Indonesia terlibat pada perlombaan sejnis ini atau mungkin lebih tertarik pada hobi atau perlombaan bidang lain.

Kini seiring berkembangnya teknologi benda bawah laut tak berawak tersebut memiliki jangkauan kemampuan bertahan lebih lama di dalam air hingga 7 bulan pada kedalaman 1000 meter sebagaimana diungkapkan sumber ini.

Jadi sesungguhnya Glider BUKAN sesuatu yang baru. Teknologi itu sudah ada sejak 1990-an dan terus berkembang hingga saat ini untuk digunakan  berbagai keperluan di laut baik secara komersil maupun untuk kepentingan militer.

Insiden tertangkapnya Glider AS dekat perairan China dan Philipina terjadi pada 16 Desember 2016. CNN melaporkan sebuah Glider yang diluncurkan dari kapal riset AS, USNS Bowditch. 

Sehari kemudian AS memberi penjelasan bahwa alat tersebut adalah Glider yang tak bersenjata, untuk keperluan penelitian cuaca dan temperatur di laut. Drone tersebut akhirnya dikembalikan kepada AS.

Jika melihat pada spesifikasi Glider yang diemukan nelayan Indonesia yang beredar di media massa tampak sekali itu adalah Glider buatan AS mirip dengan yang pernah ditangkap oleh China 4 tahun lalu.

Jika itu (AS) benar terjadi pertanyaannya adalah apa tujuan melepas Glider di perairan Indonesia? Apakah cukup menjawab seperti pernah diberikan pada China 4 tahun lalu?

Tetapi hebohnya para politisi dan media Indonesia menyikapi hadirnya benda (dikira) asing tersebut telah menimbulkan pertanyaan mengapa media massa dan politisi terlalu cepat tersulut amarah pada bidang-bidang yang tidak mereka ketahui.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun